Masa muda, memang masa yang paling baik untuk menempuh pendidikan. Tapi bagi pemuda yang satu ini, selain kuliah ternyata dia bisa juga mendirikan sebuah perusahaan IT yang omzetnya bernilai hingga ratusan juta rupiah.
Dedy Suhendra, atau yang akrab disapa Dedy adalah owner dari perusahaan jasa ‘Biro Tekno’ yang bergerak dibidang IT. Pemuda yang masih menempuh pendidikan di Universitas Gunadarma ini awalnya melakukan usaha sendiri sebelum akhirnya ia kini berkolaborasi dengan teman-temannya.
“Awalnya hanya mencoba sendiri, melihat peluangnya sangat besar dan tawaran kerjasama makin banyak, saya mencoba tawarkan pekerjaan ke teman-teman saya. Eh sekarang malah sering menerima lamaran freelancer,” ujar Dedy kepada infobekasi.co.id.
Setiap bulan, ungkap Dedy, Omzetnya berkisar antara 100 hingga 150juta. Beberapa produk software dan hardware yang ditawarkan Biro Tekno diantaranya Web design, IT Consultan, Internet Marketing, Multimedia, serta pemasangan CCTV dan jaringan.
“Sebenarnya sih perusahaan ini bisa dikatakan masih ditahap medium lah. Mengingat baru mulai dirintis tahun 2013,” aku dia.
Memiliki jam terbang yang cukup tinggi, bahkan terkadang harus keluar kota nyatanya tidak membuat dirinya melupakan keluarga dan kuliahnya. Dedy tetap mampu mengatur waktu dan terus berprestasi.
“Di kampus juga IP saya selalu diatas 3,20. Bersyukur sekali lah karena dua kegiatan yang dijalankan, tapi bisa seimbang. Orangtua juga mendukung seluruhnya, jadi kebanggaan tersendiri,” ungkap pemuda kelahiran 20 September 1993 ini.
Putra dari pasangan Manosar Purba dan Rismauli Siahaan ini mengakui, semua yang didapatnya diawali dengan menyerap ilmu dari kampus ditambah praktek langsung dari lapangan.
“Kalau di Biro Tekno, saya pribadi selalu menekankan prinsip Customer Oriented. Bagi kami customer itu keluarga. Bahkan kami juga menyediakan free service antara 3 sampai 6 bulan. Website juga full customize dimana aplikasi disesuailan dgn kebutuhan perusahaan,” papar Dedy anak pertama dari 3 bersaudara ini.
“Kedepannya, kami target ingin go public, bukan hanya di wilayah Jawa dan Indonesia saja, tapi mencakup Asia, bahkan Dunia,” pungkasnya. (Sel)