BEKASI SELATAN – Guna mengingat kembali Hari Anti Korupsi Sedunia yang bertepatan pada esok, Jumat (11/12) Indonesia Fight Corruption (IFC) menggelar diskusi publik yang bertemakan Peran Serta Partai Politik dan Stakeholder Dalam Ppencegahan Korupsi yang berlangsung di Balai patriot Kota Bekasi, Kamis (10/12)
Ketua Umum IFC, Intan Sari Geny, saat ditemui infobekasi.co.id usai acara mengatakan tema yang diangkat kali ini bertujuan untuk menggali komitmen partai politik dan stakeholder dalam memerangi kasus korupsi khususnya di Kota Bekasi.
“Kan seperti yang dibicarakan tadi bahwa partai politik sebagai wadah politik. Tapi dari pimpinannya kok bisa sampai kecolongan seperti ijazah palsu dan lain-lain. Ini pengawasannya dimana? Nah dengan ajang-ajang seperti ini kita bisa saling mengingatkan bagaimana kedepannya permasalahan ini bisa menjadi pembelajaran,” kata Intan.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Bekasi Heri Koswara mengatakan bahwa korupsi merupakan ‘Extra Ordinary Crime’ yang memerlukan usaha yang ekstra untuk memeranginya.
“Nah, dari usaha-usaha kecil seperti ini juga apabila terus dilakukan dengan seluruh elemen masyarakat maka tentu dampaknya akan sangat baik. Sehingga selalu ada suara-suara yang mengingatkan dan mengontrol seluruh penyelenggaraan negara di Kota Bekasi ini,” ujar Heri Koswara.
Heri menambahkan bahwa dirinya sangat mengapresiasi kegiatan ini, sehingga perlu ada dukungan atas kegiatan ini agar terus berlanjut.
“Semua elemen, ketua partai khususnya harus membenahi diri secara internal bagaimana partai sebagai ‘universitas’ yang mencetak pemimpin harus siap terhadap perubahan. Baik dari rekrutmen sampai menentukan pimpinan, tentunya harus betul-betul punya nilai integritas sebagai rujukan,” ungkap Heri.
Sementara itu, Wakil Ketua DPC Demokrat, Ratu Tatu Sukarsih juga menyebutkan pandangannya terhadap korupsi. Menurutnya, korupsi itu merupakan perkataan yang menimbulkan momok di masyarakat.
“Korupsi itu menimbulkan momok. Contohnya saya, pernah menjadi korban. Saat partai terjerat korupsi, semua jadi omongan. Padahal itu kan perseorangan. Harusnya bukan hanya partai yang disalahkan, tapi individunya harus diintrospeksi,” ungkapnya Ratu.
Wanita yang menjabat sebagai ketua KPPI ini juga mengaku siap bergandengan dengan IFC dalam memerangi korupsi.
“InsyaAllah saya siap bergandengan dengan IFC untuk memerangi korupsi. Mungkin korupsi tidak bisa dicegah apalagi dibumihanguskan selama hawa nafsu manusia lebih besar dari kepalanya, namun ada satu cara yang bisa menghilangkan korupsi, keimanannya,” pungkas dia. (Sel)