Waspada! Flu Burung Mengintai Kembali

Flu-Burung-1-300x192Mewabahnya virus jenis H5N1, atau biasa dikenal sebagai virus flu burung kembali meresahkan masyarakat. Flu burung yang paling membahayakan, yang telah menginfeksi, baik manusia maupun hewan. Virus yang juga dikenal dengan A (H5N1) ini merupakan virus Epizootic (penyebab epidemik di mahluk nonmanusia) dan juga Panzootic (yang dapat menginfeksi binatang dari berbagai spesies dari area yang sangat luas). Hal ini dikatakan oleh Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Koesmedi, pada Minggu (20/03).

H5N1 sebenarnya adalah jenis virus yang menyerang reseptor galactose, yang ada pada hidung hingga ke paru-paru pada unggas, yang tidak ditemukan pada manusia, dan serangan hanya terjadi disekitar alveoli, yaitu daerah di paru-paru, dimana oksigen disebarkan melalui darah. Oleh karena itu, virus ini tidak gampang disebarkan melalui udara saat batuk atau bersin seperti layaknya virus flu biasa.

“Sebaiknya warga tidak memelihara unggas, apalagi musim seperti saat ini tidak bagus. Yang namanya virus itu bisa muncul saat-saat seperti ini. Bahwa saat musim hujan seperti saat ini, virus flu burung lebih mudah menyebar. Sehingga, alangkah lebih baik bila warga tidak memelihara unggas,” kata Koesmedi.

Koesmedi menjelaskan, pihaknya sudah melakukan pemetaan potensi penyebaran virus flu burung. Hingga saat ini, kasus flu burung di Jakarta baru ditemukan di Cilandak. Dinkes DKI Jakarta juga belum menerima laporan adanya warga yang tertular flu burung.

Screening sudah kita lakukan. Laporan sementara memang baru di Cilandak itu. Seharusnya Pak Lurah di sekitar situ mengingatkan warga agar tidak memelihara unggas,” tegasnya.

Kasus unggas terinfeksi flu burung terjadi di RT 14/RW 04 Kelurahan Cilandak Barat, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan. Puluhan unggas mati mendadak pada Selasa (15/03). Penduduk baru melaporkan ke Suku Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan (KPKP) Jakarta Selatan, pada Rabu (16/03), kemudian langsung diambil sampel dan langsung dilakukan uji laboratorium.

Hasil dari uji laboratorium itu keluar Kamis (17/03), menyatakan positif flu burung, sehingga Jumat (18/03), Sudin, KPKP Jaksel langsung memusnahkan dan desinfeksi di kandang-kandang unggas dan lokasi sekitar.

Virus flu burung, yang pada awalnya diketahui hanya bisa menular antar sesama unggas, menciptakan mutasi baru yang dapat juga menyerang manusia. Mutasi virus ini dapat menginfeksi manusia yang berkontak langsung dengan sekresi unggas yang terinfeksi. Manusia yang memiliki resiko tinggi tertular adalah anak-anak, karena memiliki daya tahan tubuh yang lebih lemah, pekerja peternakan unggas, penjual, dan penjamah unggas, serta pemilik unggas peliharaan rumahan.

Mengingat gejala flu burung mirip dengan flu biasa, maka tidak ada yang bisa membedakan flu burung dan flu biasa. Jika ada penderita yang batuk, pilek, dan demam yang tidak kunjung turun, maka disarankan untuk segera mengunjungi dokter atau rumah sakit terdekat.

Gejala yang ditimbulkan saat terjangkit virus flu burung, diantaranya: menderita ISPA, timbulnya demam tinggi (> 38 derajat celcius), sakit tenggorokan yang tiba-tiba, batuk, mengeluarkan ingus, nyeri otot, sakit kepala lemas mendadak, timbulnya radang paru-paru (Pneumonia) yang bila tidak mendapatkan penanganan tepat, dapat menyebabkan kematian. Mengingat gejala flu burung mirip dengan flu biasa, maka tidak ada yang bisa membedakan keduanya. Jika ada penderita yang batuk, pilek, dan demam yang tidak kunjung turun, maka disarankan untuk segera mengunjungi dokter atau rumah sakit terdekat.

Walaupun begitu, alangkah lebih baik jika masyarakat melakukan pencegahan dan melakukan beberapa tindakan yang benar untuk mengantisipasi serangan flu burung. Tak perlu panik dan berlebih, hanya perlu untuk memerhatikan beberapa hal berikut : gunakan pelindung (masker, kacamata renang, sarung tangan) setiap berhubungan dengan bahan yang berasal dari saluran cerna unggas, setiap hal yang berasal dari saluran cerna unggas, seperti sekresi, harus ditanam/dibakar supaya tidak menular kepada lingkungan sekitar, kandang dan sekresi unggas tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan, masak daging ayam dengan benar pada suhu 80 derajat dalam 1 menit, dan membersihkan telur ayam, serta dipanaskan pada suhu 64 derajat selama 5 menit. Menjaga kebersihan lingkungan dan diri sendiri.

“Yang terpenting adalah menjauhkan unggas dari pemukiman manusia untuk mengurangi kontak penyebaran virus, segera memusnahkan unggas yang mati mendadak, dan unggas yang jatuh sakit untuk memutus rantai penularan flu burung, dan jangan lupa untuk mencuci tangan setelahnya,” imbuhnya. (Oliv)

Sumber : Liputan6

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini