CIBITUNG – Dalam miladnya yang ke tiga tahun, Rumah Infaq (RI) Indonesia memilih masjid dalam prioritas utama program. Hal ini tidak terlepas dari keinginan rumah infaq membina mental masyarakat dari sisi keagamaan agar revolusi mental terwujud.
Presiden Rumah Infaq Indonesia, Yusman Dawolo, Senin (5/6) mengatakan bahwa sebagai lembaga sosial, Rumah Infaq terus melakukan pemberdayaan masyarakat terutama di daerah terpencil dan pedalaman. Dimana sasaran program terfokus kepada para mualaf dan kaum muslimin minoritas yang berada di daerah pelosok.
“Kami fokus dalam tiga program utama yaitu pembangunan masjid, beasiswa anak yatim, piatu dan mualaf serta pemberdayaan ekonomi masyarakat,” terangnya.
Sudah sekitar ratusan masjid yang telah terbangun baik dari pondasi, melanjutkan pembangunan ataupun melakukan perbaikan. Ke semua itu dilakukan di daerah terpencil seperti Seram Bagian Barat, Ambon, Desa Foa Nias dan Desa Alor, NTT.
“Kami membangun masjid bukan sekedar membangun namun masjid yang dibangun harus makmur. Maka kami melakukan regenerasi dengan memberikan beasiswa kepada anak-anak Jamaah, jelas Yusman.
Sedangkan untuk pembinaan anak, Lanjut Yusman, baru 50 anak yang telah mendapatkan beasiswa. Anak-anak ini merupakan anak para muallaf, anak yatim-piatu dan dhuafa. Semua mendapatkan pendidikan mulai dari Tsanawiyah, Aliyah dan perguruan Tinggi. Beberapa pondok pesantren dan sekolah tinggi telah bekerjasama tempat para anak didik ini menggapai cita-cita.
“Alhamdulillah, anak-anak ini banyak yang berprestasi baik dalam bidang umum ataupun agama. Terakhir ada yang mendapatkan juara hafidz di salah satu provinsi,” pungkasnya. (sel)