UNISMA Adakan Konferensi Internasional Pertama Terkait Urbanisme Dan Religiusitas

BEKASI TIMUR – Universitas Islam 45 (Unisma) mengadakan konferensi internasional pertama terkait urbanisme dan religiusitas pada 25-26 Juli 2017 di Ballroom Hotel Merapi Merbabu Bekasi.

Endang Suryana Priatna, Ketua pelaksana mengungkapkan, konferensi internasional pertama ini memfokuskan pada permasalahan urbanisme dan religiusitas yang biasa terjadi di wilayah urban.

“Itu adalah permasalahan yang sangat kompleks yang juga membutuhkan perspektif bukan hanya dari satu kajian ilmu, karena kita konteksnya akademik jadi ini adalah satu kajian yang lebih disiplin maka para peserta penyajinya berasal dari berbagai macam intitusi perguruan tinggi dan juga dengan berbagai macam latar keilmuan,” ungkapnya.

Acara yang dihadiri oleh 200 orang yang terdiri dari peserta dan pembicara ini mengangkat tema ‘Reclaiming The Space, Reinventing The Spirit’ dengan peserta baik lokal dan internasional khususnya dari negara-negara Syria, Lybia, Sudan, USA, Iran.

Pembicara pada hari pertama konferensi internasional diisi oleh Ahmad Syaikhu (Wakil Walikota Bekasi), Ridwan Kamil (Walikota Bandung), Azumardi Azra (Guru Besar UIN), dan Ahmad Erani Yustika (Plt Irjen Kemendes).

“Para pembicara mempresentasikan elemen-elemen Budaya, Pendidikan, Teknologi, dan lain-lain. Semua mewakili pemangku-pemangku kepentingan yang berkaitan dengan permasalahan Urban,” jelasnya.

Endang berharap dari aspek pengembangan wilayah urban dapat memberikan suatu pernyataan bahwa permasalahan urban bukan permasalahan yang sederhana dan membutuhkan peran serta dari berbagai elemen.

“Karena Bekasi merupakan wilayah urban yang tentunya akan menghadapi permasalahan-permaslahan yang juga sangat kompleks,” tambahnya.

Wakil Walikota Bekasi, Ahmad Syaikhu yang turut hadir pada kesempatan ini memberikan apresiasinya kepada UNISMA yang telah menyelenggarakan konferensi tingkat internasional.

“Tentu ini sebuah prestasi bagi UNISMA dan Kota Bekasi, Karena ini peran akademisi dalam mempromosikan Kota Bekasi. Tentu saja dari konfrensi ini kita harap ada rekomendasi-rekomendasi yg berikan masukan-masukan kongkret bagi perbaikan Kota Bekasi kedepan, baik secara tata ruang dalam kaitan urbannya maupun religiusitasnya yang kita bangun dengan suasana harmoni,” tuturnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan mengenai Urbanisme yang berkaitan dengan karakteristik cara berinteraksi masyarakat perkotaan dengan lingkungan yang dibangun.

“Dalam hal perencanaan dan pengembangan, Kota Bekasi mengusung pendekatan yang berdasarkan prinsip bagaimana kita harus dibangun untuk masyarakat. Salah satunya menerapkan konsep “Smart City” yang merupakan visi pengembangan perkotaan dalam mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dengan teknologi internet secara aman untuk mengelola pemerintahan,” lanjutnya.

Selain itu, ia juga menjelaskan mengenai religiusitas yang berhubungan dengan perbedaan kepercayaan, afiliasi dan sikap individu yang ada di daerah urban.

“Kota Bekasi merupakan kota yang penuh dengan keragaman meliputi perbedaan cara pandang, agama, kuktur, bahasa dan suku bangsa. Toleransi mensyaratkan setiap orang untuk terlibat perbedaan demi kemajuan bersama sikap toleransi tidak semata mengetahui perbedaan tapi keterikatan aktif terhadap perbedaan. Toleransi mensyaratkan setiap orang untuk terlibat perbedaan demi kemajuan bersama,” tutup Ahmad Syaikhu. (Ren)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini