Bisnis Anak Ayam Warna Warni, Menggiurkan Tapi Berbahaya

infobekasi.co.id – Banyak cara orang dalam mengais rezeki. Salah satunya, jualan anak ayam negeri (boiler). Agar menarik pembeli, anak ayam itu diwarnai dengan zat pewarna tekstil. Sasaran pembelinya anak-anak di sekolahan.

Salah satu pedagang, Ibu Ati (47), mengaku bisa meraup untung dari jualan anak ayam negeri tersebut. Warna bulu anak ayam, bikin anak-anak tertarik untuk membeli.

“Ya namanya jualan. Anak ayam yang diwarnain ini kan buat dijual lagi ke anak-anak sekolah buat mainan. Malahan yang laku yang ini (anak ayam dikasih warna). Yang polos kurang menarik buat anak-anak,” kata Ati (47) beberapa waktu lalu.

Lebih jauh Ati mengaku, bisa menyediakan anak ayam negeri dengan pilihan warna sesuai keinginan konsumen. Baik harga partai, maupun secara satuan.

“Kita jual secara grosir dan per-ekor juga bisa. Bisa dipesan warna anak ayam apa yang mau. Karena kita warnain sendiri di sini,” katanya.

Per ekor anak ayam warna warni dibanderol Rp 2.500. Jika membeli dengan jumlah banyak (satu kardus bibit ayam 150 ekor) dihargai Rp 250 ribu. Bahkan, jika membeli dengan partai besar, akan dikasih bonus dua ekor anak ayam.

“Anak ayam polos dengan anak ayam warna warni itu per-ekor Rp 2.500. Kalau beli se-boks anak ayam, ya Rp 250 ribu, bisa kita kasih diskon Rp 10 ribu, jadi Rp 240 ribu,” ucap Ati.

Solihin (51), salah satu pembeli bibit ayam warna warni di kios Ati ini mengaku sudah langganan beli anak ayam untuk dijual ke sekolahan, sasarannya anak Sekolah Dasar (SD) dan anak-anak sekitar kampung.

“Beli anak ayam buat dijual lagi ke anak-anak sekolahan SD. Kalau keliling kampung jualan pakai sepeda. Lumayan laku, sehari beberapa ekor,” tutur Solihin.

Bukan tanpa risiko, Solihin mengaku, jika anak ayam warna warni yang dibelinya itu tidak bertahan lama dan sering mati karena zat pewarna yang menempel di tubuh ayam.

“Anak-anak sih pada suka ayam yang warna warni. Kan menarik tuh, tapi nggak tahan lama, cepet lemes, sakit. kalau udah begitu pasti mati,” keluhnya.

Solihin masih beruntung, jika anak ayam yang dibelinya itu sakit, masih bisa ditukar ke ke kios penjual. Jadi, tidak terlalu rugi modal.

“Anak ayam yang sakit kita balikin ke kios. Minta tukar yang agak sehat, kan buat dijual lagi. Kalau anak ayam yang sakit dipisahin, ya nunggu mati ajah. Abis mau gimana lagi,” cerita Solihin.

Para pedagang terpaksa membeli anak ayam warna warni karena lebih disukai anak-anak meski warna itu membahayakan hewan demi keuntungan mereka mengabaikan hal tersebut.

(Dede Rosyadi/deros)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini