Infobekasi.co.id – Sebentar lagi puasa, banyak orang datang ziarah ke makam keluarga. Datangnya bulan Ramadan menjadi berkah juga buat para juru parkir makam. Salah satunya para juru parkir di Pemakaman Kembang, Kampung Gelaga, Bekasi.
Alos Setiawan (36), salah satu juru parkir di makam tersebut bercerita, Ia bersama kawan-kawannya sudah lima tahun rutin “dinas” (menjaga) parkir saat jelang Ramadan dan hari raya Idul Fitri.
“Sekitar lima tahun lalu saya udah jaga parkir di makam ini. Bareng kawan-kawan juga sih jagain parkir. Penziarah ramai datang itu pas mau bulan puasa H-6. Apalagi pas besok mau hari puasa itu membludak penziarah.” ujar Alos saat berbincang dengan jurnalis infobekasi.co.id, Minggu (19/03/23).
Para penziarah biasanya datang berbondong-bondong bersama keluarga besar dengan membawa kendaraan, mayoritas kendaraan roda dua alias motor.
Nah, tugas para juru parkir menjaga kendaraan. Jika penziarah mebludak, juru parkir kewalahan. Sebab area parkir terbatas dan jalan raya macat.
“Wah, kalau lagi ramai yang ziarah kita keteteran (kewalahan). Makanya kita jaga parkir butuh beberapa orang. Berkah dah kalau lagi musim ziarah begini,” katanya.
Profesi juru parkir memang bukan pekerjaan utama. Namun, hasil dari menjaga kendaraan para penziarah lumayan untuk penghasilan tambahan.
“Biasanya sehari dapat Rp 500 ribu. Itu juga kita bagi rata dengan kawan yang jaga parkiran. Kadang enggak nentu sih. Soalnya penziarah ngasih ada yang seikhlasnya ya kita terima,” ucap pria berambut gondorong tersebut.
Kata Alos, para penziarah itu berasal dari kampung untuk ziarah ke Makam Kembang Gelaga. Ada yang dari Kampung Bungur, Kampung Pisangan, Kampung Batu.
Pemakaman tersebut adalah tanah wakaf yang memang diperuntukan untuk keluarga besar masing-masing yang punya tanah wakaf disitu.
“Ini makam keluarga kampung sekitar. Lumayan luas makamnya. Ada tiga titik parkiran disini. Kalau penziarah bayar parkir tinggal taruh aj ke kardus yang udah disediain di meja.Kita tulis tarif parkir kendaraan Rp.5000. Tapi kalau penziarah ngasih kurang dari itu, kita sih enggak masalah juga. Terima ajah,” jelasnya.
Sekedar informasi, rutinitas ziarah kubur makam keluara memang sudah kebiasaan dilakukan sebagian masyarakat di Bekasi. Khususnya masyarakat Betawi, yang memang kental dengan tradisi keagamaan, salah satunya menziarahi makam keluarga, medoakan yang sudah meninggal dunia.
Para penziarah, beramai-ramai duduk melingkari dengan membaca zikir, tahlil dan yasinan secara bersama-sama. Momentum ini juga sekaligus membersihkan dan merapihkan makam yang kadang sudah dipenuhi rerumputan.
Ada juga tradisi di Betawi Bekasi dikenal juga dengan rowahan. Rowahan ini mendoakan arwah untuk para leluhur dengan membacakan al fatihah untuk almarum dan almarhumah yang sudah wafat.
Berikut suasana parkiran penziarah di Makam Kembang, Gelaga, Bekasi:
(Deros D Rosyadi)