infobekasi.co.id – Menjelang pergantian tahun baru Islam, seperti tahun sebelumnya bocah Bekasi siap-siap bikin obor pakai bambu. Jika tidak ada sumbu kompor, laon (bahan) pakaian bekasi pun jadi.
Usai salat Isya, bocah di Bekasi pada kumpul di halaman mesjid kampung. Anak laki-laki berpakaian serebetan dan kopiah. Perempuan biasanya pakai jilbab kerudung khas anak santriwati. Kadang ada juga ikut keliling masih mengenakan mukena lantaran habis salat isya berjamaah.
Mereka ada yang bawa obor buatan sendiri yang dipersiapkan dari sore hari. Ada yang bawa rebana, marawis. Ada juga yang dorong dan mukul bedug.
Star keliling kampung dari gang ke gang hingga ujung kampung. Pawai obor menyambut tahun baru Islam (Hijriyah) membuat suasana kampung terang dan ramai dengan lantunan solawat dan pukulan rebana, marawis, dan tabuhan bedung.
Tidak ada kembang api, hanya saja suara gemuruh para bocah teriak gembira menyambut pergantian tahun Hijriyah. Warga kampung juga ikut turun keliling pawai obor menemani anak-anaknya yang masih balita.
Kalau di lingkungan pesantren menyambut tahun baru Islam dengan sebutan Tarhib Muharram. Para santri berjalan konvoi mengelilingi kampung sekeliling area pesantren. Salah satunya di Pesantren Attaqwa Kyai Noer Ali, Bekasi.
Santri pria memakai kostum gamis putih, peci haji putih dan sorban dipundak. Beriringan berjejer jalan kaki membawa poster, spanduk bertuliskan, “Selamat Tahun Baru Hijriyah”.
Jalanan sepanjang area pesantren menjadi lautan manusia berseragam putih-putih. Mirip seperti orang yang sedang melaksanakan tawaf ibadah umrah dan haji.
Selamat Tahun Baru 1445 Hijriyah.
(D.Rosyadi)