infobekasi.co.id – Pada era tahun 2000-an kantin Mang Yos terkenal di kalangan anak santri yang sekolah di Pesantren Attaqwa Putra, Ujungharapan, Bekasi. Baik anak pondok maupun santri ‘kalong’ (pulang pergi).
Menu andalannya ialah bakwan, mie seduh, goreng, dan es kobok. Para siswa dengan leluasa mengambil sendiri jajanan yang ada di kantin tersebut, tanpa dilayani setelah itu baru bayar ke kasir yang dijaga Istri Mang Yos.
Bangunan kantin semi permanen itu terletak di dalam area sekolah dan pinggir kali. Kantin ini lebih tepatnya warung jajan anak santri, lantaran lebih mirip warung jadul yang ada di perkampungan.
Yang tidak dijumpai di kantin sekolah lain dan paling kesohor yakni jajan es kobok. Es berbahan gula dan teh ini dicampur es balokan, yang dituang di dalam gentong drigen berukuran besar. Bahan gula putih, teh dan batu es balokan diaduk-aduk sampai rasa manisnya merata.
Kenapa dinamakan es kobok?. Sebab, pembeli dengan sesuka hati menyerog es kobok dengan gelas tanpa ditakar. Seperti jajanan di India gituh. Sebelum diserog pembeli mengobok-obok pakai gelas plastik yang sudah disediakan di kantin Mang Yos.
Para pelajar yang notaben dari kelas Tsanawiyah dan Aliyah saat jam istirahat langsung ‘menyerbu’ di kantin Mang Yos. Jajan bakwan, mie rebus dan es kobok. Rasa haus dan lapar seketika hilang.
Soal harga murah meriah, saat itu dengan uang 500 rupiah bisa dapat segelas es kobok Mang Yos. Tak lupa camilan bakwan dan tahu dan pisang goreng dengan harga yang sama.
Kadang juga ada yang lupa bayar, lantaran sistem transaksi dagang hanya modal kepercayaan dan kejujuran para pelajar. Tapi berkah yang didapat Mang Yos, bisa menghidupi keluarga dan menyekolahkan anak-anaknya.
Mang Yos telah tiada beberapa tahun lalu. Kantin legendaris di Pesantren Attaqwa Putra ini tinggal kenangan dan menjadi cerita manis, semanis rasa es kobok.
(Deros D.Rosyadi)