Bekasi punya Cerita, Penjual Burung Dara Zaman Kong Mail hingga Era Dikun

Infobekasi.co.id – Hobi tidak mengenal umur. Hal ini terlihat saat bocah sedang memilih burung dara untuk dipelihara. Harganya yang relatif murah, membuat siapa saja mampu membeli.

Burung sejuta umat ini digemari oleh semua kalangan, mulai dari bocah hingga orang dewasa. Mereka membeli ada yang buat rumahan (ternak), ada juga buat dilombakan di lapak kolongan burung dara.

Untuk burung kolongan, tentu harganya berbeda, sesuai kualitas trah burung tersebut. Rata-rata harga sepasang mulai dari 150K hingga jutaan rupiah.

Beda dengan burung dara ombyokan alias belum disortir/dijodohkan. Biasanya menjadi incaran bocah-bocah, lantaran harganya sangat murah sesuai kantong anak sekolahan, dana 50K sudah bisa dibawa pulang.

Mereka tidak peduli trah, bagus untuk lomba atau tidak, asal suka mereka beli. Intinya buat mainan rumahan saja, (resep-resepan).

Sebelum ramai burung dara kolongan, khususnya di wilayah Kaliabang Tengah dan Ujungharapan sudah ada penjual burung kesohor legendaris dan menjadi rujukan para pembeli hobi burung dara.

Dulu jika ingin beli burung dara di Jumalang (Ujungharapan) ada Kong Mail, penjual burung dara legendaris, sebelum muncul Dikun pedagang burung dara di Assalam, Ujungharapan.

Mayoritas penghobi dari kalangan anak-anak dan remaja, tiap sore hari melepaskan burung pejantan yang berjarak ratusan meter dari rumah hingga berkilometer jauhnya. Adu pulang.

Burung itu disebut jenis komprangan, lantaran melepas burung tanpa harus diklepek betinanya di lapak (tanpa menunggu giring dulu), intinya lomba burung tinggi (ngetip), bisa pulang ke rumah.

Nah, jika sudah hapal wilayah terbang, burung tersebut menjadi kawakan alias jika dijual bakal pulang ke rumah sang pemiliknya lagi. Apalagi jika sang burung dara itu sudah beranak-pinak. Otomatis sang pemilik burung untung terus punya burung dara kawakan.

Beda, dengan burung kolongan. Sang burung dara jantan dilatih untuk pandai bermanuver terbang dan masuk area dalam kolongan yang ada bendera merah putih persegi empat.

Jadi, meski sang pemilik memelihara di rumah. Namun saat dilepas (latihan terbang), biasanya burung kolongan hanya dimainkan di kolongan saja.

Biasanya, tiap pekan joki burung dara melatih terbang burung dara kolongan milik sang majikan. Burung ini khusus buat lomba saja, jika diternak stamina, peformanya kendor alias menurun.

Nah, kalian yang pernah main burung dara di era Kong Mail apa Dikun?.

(Deros/Dede Rosyadi)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini