Bekasi Selatan – Seseorang yang menyandang tunarungu atau tuli, atau tidak dapat mendengar karena gangguan telinga ternyata dapat pula berekspresi dan berkarya layaknya manusia normal. Hal tersebut menunjukkan bahwa penderita tunarungu tidak dapat dipandang sebelah mata.
Hal tersebut tergambar dalam acara yang bertajuk, Deaf Muslim Expo 2015 ‘Lentera yang Tersembunyi’, yang diselenggarakan oleh Little Hijabi Home Schooling, Sabtu (23/5) di Balai Patriot Kota Bekasi.
Humas Little Hijab School, Ahmad Yusuf mengatakan, nilai edukasi yang ingin disampaikan melalui acara ini ialah, di mana harus ada perubahan perspektif di masyarakat umum tentang penyandang tuna rungu atau tuli.
“Mereka (penyandang tuna rungu) punya kemampuan juga dan performance yang baik untuk misalnya menampilkan seni kaya teater dan modern dance. Dan semua orang tidak tahu akan potensi yang mereka miliki, memang ada keterbatasan dalam hal komunikasi tapi sebenarnya komuunikasi mereka memiliki bahasa sendiri yaitu bahasa isyarat atau BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia),” jelas Yusuf yang juga panitia penyelenggara acara tersebut.
Ia pun mengatakan, dengan menggunakan bahasa isyarat itu para penyandang tuna rungu dapat mengeksplore atau menggali lagi potensi yang dimiliki.
“Tapi sayangnya belum banyak yang tahu, sampai pada akhirnya banyak yang menilai bahasa mereka itu bahasa yang terbelakang, padahal tidak. Makanya kita ingin sekali mengubah perspektif masyarakat yang lebih positif dalam memandang penderita tuna rungu ini,” paparnya.
Yusuf menambahkan, para penyandang tuna rungu pun memiliki hak dan kemampuan yang memang bisa disetarakan dengan masyarakat lain.

Deaf Muslim Expo 2015 yang bertema ‘Lentera yang Tersembunyi’ ini berisi kegiatan yang di antaranya, pameran Fotografi karya murid-murid Little Hijabi School, yang merupakan penyandang tuna rungu. Pameran Stand Komunitas, serta pentas seni para murid seperti Teater, Puisi, Modern Dance dan Tari Tradisional, selain itu acara juga diisi dengan talkshow dan seminar dengan pembicara Nick Palfreyman seorang Deaf Linguist dari Inggris dan Heri Koswara. (fhi)