Keren! Guinness World Records Ternyata Berawal Dari Ide Sepele

timthumb.phpSiapa sangka ide sepele bisa berdampak besar untuk dunia. Bagi pria Inggris yang satu ini hal tersebut bukanlah sebuah lelucon. Sir Hugh Beaver merupakan tokoh pencetus buku fenomenal dunia, Guinness World Records.

Semua itu bermula dari ide sederhananya saat ia tengah berburu seekor burung, pada awal November 1951, di North Slob, dekat River Slaney di County Wexford, Irlandia. Ketika itu tak ada satu pun hasil buruan yang ia dapatkan. Spontan, Beaver melontarkan pertanyaan kepada rekan-rekannya yang kala itu berburu bersamanya. Pertanyaan yang ia tanyakan pun sederhana, burung manakah yang paling cepat melesat terbang di udara, golden plover atau grouse?

Dari pertanyaan itu ia tidak memperoleh jawaban yang meyakinkan dari teman-temannya. Beaver pun lantas mencari tahu lewat buku-buku ensiklopedia. Terbayang betapa sulitnya Beaver mengumpulkan referensi dan data mengingat kala itu internet hanya populer di kalangan militer, dan belum menyentuh kaum sipil. Namun ia tetap belum mendapatkan jawaban yang diinginkannya. Dari sinilah kemudian tercetus ide menggarap buku yang bisa menjawab pertanyaan populer dunia.

Bersama dengan rekannya di kampus Chataway di London, Norris and Ross McWhirter, si kembar ini lantas membantu Brave dalam mengembangkan bukunya. Dua rekannya yang memang gemar mengumpulkan fakta dan data ini kemudian mulai memuatnya dalam buku yang diedarkan secara terbatas itu. Awalnya, mereka hanya membuat buku kompilasi sebagai bagian dari promo bir Guinness agar menarik lebih banyak penggemar.

“Semula buku ini dibagikan sebagai bagian dari pemasaran—sama sekali tak ditujukan sebagai mesin pencetak uang. Tak pernah diduga, ide sederhana mewujudkan hal yang luar biasa,” kata Beaver, suatu kali.

Edisi pertama Guinnes Book of Records yang diedarkan pada 27 Agustus 1955 itu laris manis, bahkan sempat dicetak ulang. Hal itu tak pernah terbayangkan oleh mereka. Sejak saat itu, Guinnes Book of Records akhirnya diedarkan rutin tiap tahunnya.

Memasuki milenium ke-dua, namanya berubah menjadi Guinness World Records dan jadi merek dunia. Buku ini mencatat rekornya sendiri: terjual 100 juta kopi, diedarkan di 100 negara dan dialihbahasakan ke 37 bahasa dunia. Dari sekadar merchandise bir bagian dari pemasaran, kini menjadi buku catatan yang fenomenal.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini