Wakil Gubernur Jabar : PGP Jatiasih Menunjukan Tanda dari Kerusakan Alam

Deddy Mizwar di PGP Jatiasih BekasiJATIASIH – Bencana banjir yang menimpa warga Perumahan Pondok Gede Permai (PGP), Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, yang terjadi pada Kamis (21/04) lalu, tentunya meninggalkan bekas sampah dan genangan lumpur di permukiman warga.

Personel dari Pemkot Bekasi yang sedang bantu warga PGP pascabanjirBanjir yang menenggelamkan ratusan rumah warga, pada hari ini, Sabtu (23/04) sudah mulai surut. Warga, yang dibantu personel dari seluruh unsur yang ada di pemerintahan Kota Bekasi, seperti BPBD, Kodim 0507, Polresta, Satpol PP, Damkar, serta ratusan relawan dari Kota Bekasi ini, mulai membersihkan lingkungan dan rumah-rumah dari tumpukan sampah dan genangan lumpur.

Gubernur Jabar yang didampingi walikota Bekasi dan wakil walikotaTampak hadir Wakil Gubernur Jawa Barat, Dedi Mizwar, yang didampingi Walikota Bekasi, Rahmat Effendi, beserta Wakil Wali Kota Bekasi, Ahmad Syaikhu, meninjau langsung lokasi korban banjir, dan menambah bantuan logistik oleh para personel tanggap bencana.

“Di sini menunjukan tanda dari kerusakan alam, sehingga air tidak terserap ke dalam tanah. Kedepannya harus ada penataan kota yang lebih baik. Kita harus saling membantu disini. Saya bersama pak wali dan pak wakil sudah lihat langsung ke lokasi- lokasi yang ada di bawah sana. Sejauh ini para tim tanggap bencana terus turun tangan untuk membantu warga. Dan tadi laporan dari pak wali dan pak wakil, telah menambah lagi kebutuhan logistik, seperti peralatan kebersihan, makanan, dan air bersih” kata Dedi Mizwar, Sabtu (23/04).

Dedi Mizwar juga meminta Pemkot Bekasi untuk lebih sinergis dalam melakukan pencegahan bencana banjir.

“Harusnya kita lebih sinergis dengan petugas bendung sehingga dapat dideteksi lebih awal kemungkinan adanya banjir. Kita bersahabat dengan bencana, atau kita menjauhi bencana,” kata Dedi.

Setidaknya ada tim pemantau yang dapat mengabarkan situasi di hulu, mungkin juga dapat dipasang alat sistem Early Warning di beberapa titik kali, seperti di Sentul, Cilengsi, dan PGP. Alat pemantau kondisi kali sangat berguna untuk pencegahan dini.

“Kalo relokasi warga mungkin sulit, tapi bencana dapat dicegah dengan memanfaatkan teknologi. Pasang saja alat pemantau di kali agar kondisinya dapat terukur dan cepat dilakukan deteksi,” katanya.

Dedi juga mengatakan, bahwa saat ini yang dibutuhkan adalah pembuatan Situ dengan melakukan pembebasan lahan untuk penampungan air kali sementara. Penataan kota juga harus sesuai dengan RT dan RW yang telah disepakati.

“Perumahan PGP contoh pembangunan 40-an tahun lalu, yang lokasinya di bawah kali, sehingga mudah sekali terkena bencana. Kedepan harus ada pembenahan dengan pembangun perumahan yang lebih baik,” ucapnya.

Sementara Rahmat Effendi mengatakan, akan menempatkan alat di tiga titik untuk pemantauan kondisi Kali Bekasi, diantaranya di daerah Sentul, Cilengsi, dan PGP.

“Saya akan minta BPLH melakukan pemasangan alat deteksi ketinggian air di saluran Kali Bekasi. Kalo relokasi agak berat dari 3 RW, yang ada sekitar 900 masyarakatnya menolak relokasi,” kata Rahmat.

Pihaknya juga bekerja sama dengan pusat dan Jabar, yang saat ini sudah  melakukan penahanan air di Kali Bekasi, perbatasan PGP dengan delapan bronjong sumbangan kementerian.

“Langkah pertama, membantu yang banjir dengan melibatkan BPBD dan unsur lainya, serta melakukan penutupan kebocoran tanggul. Setelah itu, rencanakan pengecoran tanggul dan membangun tanggul yang lebih panjang dan kuat,” katanya. (Ez)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini