Infobekasi.co.id – Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi, mencatat sekitar 9.600 ton sampah menumpuk di lingkungan rumah penduduk hingga pasar tradisional dampak dari pentupan TPA Burangkeng di Kecamatan Setu oleh warga Desa Burangkeng.
“Setiap hari biasanya kami mengirim 800 ton sampah ke Burangkeng, sudah 12 hari kami tidak bisa ngirim karena TPA ditutup,” kata Kabid Kebersihan pada Dinas LH, Kabupaten Bekasi, Dodi Agus Supriyanto, Jumat (15/3).
Dodi mengatakan, pemerintah tak memiliki lokasi pembuangan alternatif selain di TPA Burangkeng. Karena itu, pengangkutan sampah di lingkungan rumah penduduk dan pasar dilakukan setelah TPA benar-benar dibuka.
“Kami berharapnya hari ini dibuka, sehingga tidak sampai terjadi penumpukan lebih banyak lagi,” ujar Dodi.
Ia menambahkan, instansinya tak bisa membuang sampah ke TPST Bantargebang milik DKI Jakarta di Kecamatan Bantargebang lantaran belum ada kerja sama antarpemerintah daerah. Begitu juga dengan TPA Sumurbatu milik Pemkot Bekasi.
Berdasarkan pengamatan dari wartawan media ini, penumpukan sampah terlihat di Pasar Induk Cibitung. Sampah mulai menggunung dengan ketinggian hingga lima meter. Sampah belum diangkut sejak 12 hari lalu.
“Produksi sampah setiap hari tujuh truk, sekarang kondisinya hampir menutup jalan,” ujar Kiboy, petugas kebersihan di sana.
Di Perumahan Jatimulya RW 15 juga demikian. Tempat sampah sementara tak lagi bisa menampung, sehingga warga menumpuk di sampingnya. Sampah itu berupa sampah rumah tangga dibungkus kantong kreses dan karus bekas beras. (fiz)