Infobekasi – Rumah Sakit Kartika Husada mengklaim telah meminta bantuan kepada puluhan rumah sakit untuk membantu pasien Alvaro yang didiagnonas mati batang otak sebelum meninggal dunia pada Senin malam.
Komisaris RS Kartika Husada Jatiasih Bekasi, Nidya Kartika, mengatakan dalam melakukan pelayanan , pihaknya patuh dan sesuai Dinas Kesehatan.
“Mengikuti arahan Dinas Kesehatan untuk memfasilitasi keluarga adik Benedictus Alvaro (BA) mencari rumah sakit rujukan secara aktif serta menginformasikan kondisi medis adik BA juga risiko yang dapat terjadi saat merujuk,” ucap Nidya Kartika, Selasa (3/10/2023).
Ia menjelaskan bocah divonis mati batang otak yaitu Alvaro, memiliki status non transferrable. Maka pihaknya langsung mempersiapkan fasilitas penunjang untuk meminimalisir resiko saat dilakukan perujukan.
Sebanyak 80 rumah sakit yang tersebar di Jabodetabek telah dihubungi, namun tak ada satu pun yang positif menerimanya.
“Di mana, sampai kemarin kami sudah mencari lebih dari 80 rumah sakit rujukan dengan jaminan umum di seluruh Jabodetabek,” ucapnya.
Rumah Sakit Kartika Husada kemudian telah mengirimkan surat ke Kolegium (Badan pada organisasi profesi untuk masing masing cabang disiplin) untuk mendatangkan konsultan ahli ke rumah sakit.
“Agar dapat melakukan pemeriksaan langsung kepada adik BA serta mencari jurnal-jurnal kssehatan agar dapat menjadi acuan dalam berdiskusi dengan harapan bisa mendapat second atau third alternative therapy,” ucap Nindy Kartika.
Diketahui, bocah bernama Benedictus Alvaro (7) meninggal usai bertahan selama dua pekan usia divonis mati batang otak setelah menjalani operasi amandel.
Reporter: Fahmi
Editor: Adi T