Infobekasi.co.id – Di sebuah gang kecil di permukiman padat penduduk, suasana riuh rendah menggema. Bukan suara kendaraan bermotor yang biasa terdengar, melainkan teriakan dan gelak tawa anak-anak yang tengah asyik bermain layangan.
Layangan ‘tewang’, adalah layangan yang putus (kalah) usai diadu dan jadi rebutan para bocah. Harga tak seberapa, tapi menjadi kepuasan jika mendapatkan layangan tewang.
Layangan sederhana yang terbuat dari bahan seadanya, menari-nari di udara, diterbangkan dengan lincah oleh tangan-tangan kecil. Keseruan permainan ini biasanya dilakukan pada sore hari.
Layangan aduan biasanya terbuat dari plastik atau kertas tipis yang dibentuk sederhana, jika diterbangkan terlihat meliuk-liuk di udara. Jika sudah muncul satu layangan di langit, biasanya ada yang menerbangkan juga untuk mengadu ketajaman benang gelasan.
Salah satu layangan putus, dan tersangkut di kabel listrik, menjadi rebutan para bocah. Ada yang bawa gala, ada juga dengan tangan kosong, rebutan layangan tewang.
Sejumlah anak berlarian menuju lokasi layangan yang tersangkut. Mereka berebut untuk mengambil layangan tersebut. Ada yang memanjat, ada yang mencoba menjangkau dengan tongkat panjang, dan ada pula yang hanya berdiri mengawasi dengan penuh harap.
Suasana menjadi semakin ramai dan penuh dengan teriakan-teriakan kecil. Beberapa di antara mereka tampak frustrasi karena gagal meraih layangan tersebut. Wajah-wajah mereka bercampur aduk antara kecewa dan semangat.
Salah satu anak, yang tampak lebih berani, mencoba meraih layangan dengan tongkat panjang. Ia berhati-hati agar tidak tersengat listrik. Usaha kerasnya akhirnya membuahkan hasil. Layangan tersebut berhasil ia raih dan ditarik turun.
Namun, belum sempat ia bersukacita, anak-anak lain langsung berebut layangan tersebut. Permainan yang tadinya sederhana berubah menjadi perebutan layangan yang penuh semangat dan persaingan.
Foto itu menggambarkan potret kehidupan anak-anak di lingkungan tersebut. Mereka berebut, mengejar layangan tewang, kisah sederhana yang telah ada sejak lama, sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari para bocah. Perebutan layangan tersebut, menunjukkan semangat juang dan persaingan yang sehat di antara mereka.
Berebut layangan tewang juga menjadi pengingat akan kearifan lokal dan permainan tradisional masih lestari di tengah perkembangan zaman. Meskipun sederhana, permainan ini mampu menciptakan kebersamaan dan keceriaan di antara anak-anak.
Permainan pun berakhir, meninggalkan jejak kenangan dan cerita yang akan selalu diingat oleh anak-anak tersebut. Mereka kembali berlarian, gelak tawa kembali menggema, menandai berakhirnya sebuah permainan dan awal dari petualangan bermain lainnya.
Dede Rosyadi
#Layangan #Infobekasi #Permainan