BEKASI SELATAN – Hujan sudah mulai terus mengguyur wilayah Bekasi. Untuk mengantisipasi banjir, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mulai siap siaga. BPBD Kota Bekasi telah menyiapkan enam titik posko pemantauan, di enam kecamatan yang rawan banjir.
“Kita dari tanggal 22 Januari kemarin sudah mendirikan posko di enam kecamatan. Sudah ada persiapan, dan akan mengaktifkan posko-posko di titik rawan banjir. Kita juga melengkapi posko dengan perahu di titik rawan banjir,” kata Kepala Satuan Reaksi Cepat (SRC) BPBD Kota Bekasi, Ahmad Dumiyati.
BPBD Bekasi tengah menginventarisasi sumber daya yang dimiliki Pemkot Bekasi. Mulai dari sumber daya manusia dan peralatan pendukung upaya antisipasi banjir.
Ahmad mengatakan, posko-posko pemantauan tersebut didirikan di enam wilayah yang sering terkena banjir. Yaitu, di Kecamatan Jatiasih, Bekasi Selatan, Medansatria, Bekasi Barat, Bekasi Utara, dan Bekasi Timur. Di posko-posko tersebut, BPBD Kota Bekasi telah menyiapkan sejumlah kebutuhan darurat, seperti perahu karet dan perlengkapannya.
Terkait langkah antisipasi lain, Ahmad mengungkapkan, BPBD juga sudah bekerja sama dengan dinas-dinas terkait yang berwenang. Sebab, masalah banjir ini tidak hanya disebabkan tingginya curah hujan, tapi juga keberadaan sampah dan kedangkalan sungai. Karena itu, Ahmad mengatakan, BPBD telah bekerja sama dengan Dinas Kebersihan dan Dinas Bina Marga dan Tata Air (Disbimarta) untuk menangani pembersihan sampah yang terbawa arus sungai.
Menurut Ahmad, kerja sama yang dilakukan pada saat ini sebatas saling kontrol tiap-tiap wilayah. “Kemudian kalau ada sampah yang menghambat jalannya air, kita sampaikan kepada Disbimarta dan Dinas Kebersihan,” kata dia. Secara terstruktur, Pemkot Kota Bekasi juga sudah melakukan pembersihan pada awal Desember lewat program Giat Kali Bersih.
Berdasarkan pantauan BPBD, Ahmad menyampaikan, saat ini status banjir di Kota Bekasi masih terbilang normal. Curah hujan juga belum sebanyak daerah-daerah yang lain.
Banjir di Kota Bekasi biasanya disebabkan oleh meluapnya Kali Cakung dan Kali Bekasi. Saat ini, Ahmad menyatakan, kondisi kedua kali tersebut masih terbilang normal. Wilayah yang mulai terendam banjir baru sekitaran Kali Cakung, Kecamatan Jatiasih, yaitu Perum Dosen IKIP dan Perum Nasio Indah, dengan ketinggian air bervariasi antara 50-120 centimeter.
Kendati demikian, menurut Ahmad, tenda atau logistik lain belum disiapkan karena warga belum ada yang mengungsi. Ia meyakinkan untuk sementara ini Pemkot Bekasi dapat dikatakan sudah siap siaga menghadapi banjir.
Menurut dia, jajaran Pemkot Bekasi juga dilibatkan dalam kegiatan tersebut seperti Kasi Trantib kecamatan, personel Tim Reaksi Cepat dari Dinas Sosial Kota Bekasi, dan Taruna Siaga Bencana (Tagana).
“Tentunya kita mempersiapkan juga posko pada setiap zona yang sudah dipetakan. Peralatan juga kita siapkan, untuk stok logistik tentunya kita masih ada dan cukup,” ujarnya.
Persiapan peralatan seperti perlengkapan dapur umum, tenda, perahu karet, pompa air, ambulan dan beberapa peralatan teknis lainnya sudah siap.
“Pembagian tugas Regu Tanggap Banjir dibagi pada setiap titik rawan banjir di Kota Bekasi,” katanya.
Pihaknya juga menyiapkan personel khusus untuk melakukan pemantauan ketinggian debit air di Kali Bekasi dan sejumlah aliran sungai lainnya yang terkoneksi.
“Kalau Kali Bekasi masih normal, belum ada luapan ke wilayah-wilayah kompleks yang biasa terkena dampaknya,” kata Ahmad menegaskan.
Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, mengintensifkan koordinasi dengan sejumlah instansi terkait untuk mengantisipasi banjir menjelang puncak musim hujan yang diprediksi berlangsung Februari 2016. (Adm)