BEKASI – Walikota Bekasi, Rahmat Effendi, bersilaturahmi dengan warga Budha yang berdomisili di Kota Bekasi, pada Rabu (13/04), di Klenteng Hok Lay Kiong, di Jalan Mayor Oking, Bekasi Timur.
Rahmat Effendi didampingi Kepala Kesbangpol, H. Momon, Staf Ahli Bidang Pemerintahan, A. Zarkasih, Kepala Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Bekasi, Abdul Manan, dan Anggota DPRD dari Fraksi Demokrat, Ronny Hermawan.
Kunjungan ini dimaksudkan untuk saling menjalin erat tali silaturahmi umat beragama yang ada di Kota Bekasi. Rahmat Effendi berharap, sebelum apel akbar Bhineka Tunggal Ika, agar Umat Budha yang berdomisili di Kota Bekasi sigap untuk datang ke Stadion Patriot Chandrabaga untuk mengikuti Apel Umat Kerukunan Beragama tersebut.
“Jangan sampai di Kota Bekasi terpecah belah, ini suatu momen penting untuk kita bersama membangun Kota Bekasi yang tidak ada minoritas maupun mayoritas. Semua memiliki hak yang sama, warga Kota Bekasi harus rukun,” terang walikota.
Dalam sambutannya, Ronny, ketua majelis umat Budha, mengharapkan umat beragama di Kota Bekasi dapat berkesinambungan dan mempererat tali persaudaraan, serta tidak mengucilkan satu sama lain.
Lalu, sempat terjalin dialog antara Rahmat Effendi dengan warga Budha yang ingin menyampaikan aspirasi atau meminta saran, seperti permasalahan KTP di kolom agama, karena terdapat kesalahan untuk penulisan agama, yang dinilai akan menjadi persoalan yang riskan.
Mengetahui hal seperti itu, Rahmat Effendi mengatakan akan segera dirapatkan bersama camat dan lurah, agar didata kembali, dan harus dikembalikan ke agama masing-masing, jangan sampai ada terjadi kesalahan dalam penulisan seperti itu.
Salah satu perwakilan warga Budha juga meminta perlindungan hukum jika terjadi masalah di warga Budha.
“Persoalan hukum juga harus ada bukti, namun pemerintah Kota Bekasi juga harus melihat terlebih dahulu prosesnya. Pemerintah kota akan membantu jika sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di negara ini,” kata Rahmat.
Adapun permasalahan lainnya adalah, pelajar Sekolah Dasar (SD) yang beragama Budha harus mencari nilai di Wihara, lantaran di sekolahnya tidak ada guru Agama Budha.
Menanggapi hal tersebut, Rahmat menjawab, fasilitas guru Agama Budha harus dirumuskan dengan kepala departemen agama Kota Bekasi. Ia berjanji akan membuatkan instruksi wali kota mengenai mata pelajaran Agama Budha di sekolah terkait. (Ez)