Kolang-Kaling, Manisan Sehat Khas Betawi Bekasi untuk Berbuka Puasa

Sarjana Manisan Kolang KalingBEKASI UTARA – Siapa tak tahu kolang-kaling? Buah yang berasal dari pohon aren yang biasa jadi campuran dalam olahan kolak khas berbuka puasa yang satu ini ternyata sangat digemari oleh masyarakat Bekasi saat dikemas dalam bentuk manisan. Siapa sangka? Manisan kolang-kaling ternyata merupakan resep khas Betawi yang menyehatkan.

“Banyak sekali manfaat kolang-kaling, diantaranya sebagai obat radang sendi, memperkuat tulang, memperlancar pencernaan, bahkan untuk diet,” ujar pembuat kolang-kaling rumahan ‘Sarjana Manisan Kolang Kaling’, Zaenudin (29) kepada infobekasi.co.id, Senin (13/06).

Warga Kaliabang Tengah, Kecamatan Bekasi Utara ini mengungkapkan, bahwa kesukaannya mengonsumsi dan membuat manisan kolang-kaling dirumahnya sendiri yang menginspirasi dirinya untuk merintis usahanya.

“Ya karena selain menyehatkan, manisan kolang-kaling ini juga ternyata punya banyak penggemar. Ini yang melatarbelakangi saya membuka usaha kolang-kaling sejak awal tahun 2016 kemarin,” ujarnya.

Pemilik Sarjana Manisan Kolang KalingMeskipun usahanya baru berjalan setengah tahun, Zaenudin mengatakan bahwa jumlah pesananannya terus meningkat, terutama saat memasuki bulan suci Ramadhan.

“Biasanya saya menjual habis 30-40 kg kolang-kaling per minggu, masuk minggu pertama Ramadhan saya bisa menjual 70-80 kg per minggu. Pesanan juga bukan hanya datang dari wilayah Bekasi, tapi juga dari luar daerah seperti Jabodetabek, sekitar pulau Jawa, Serpong, Solo, bahkan ada juga yang sampai menawari untuk ekspor ke Hongkong,” paparnya.

Namun, Zaenudin mengaku belum berani menerima tawaran untuk ekspor ke Hongkong, karena saat ini dirinya hanya membuat manisan seorang diri dan belum memiliki karyawan.

Pria yang kesehariannya juga berprofesi sebagai sales ini menjual kolang-kaling buatannya dalam dua jenis kemasan, yaitu 400 gram dan 1 kg yang dijualnya secara online di media sosial instagram @sarjanakolangkaling.

“Untuk yang 400 gram saya jual Rp 20 ribu, dan kemasan 1 kg saya jual Rp 48 ribu. Itu konsisten dari awal tahun tidak berubah harganya, meski saat ini bulan Ramadhan dan semua harga bahan naik. Tentunya kami ingin menjaga kepercayaan konsumen,” ujar dia.

Ia mengaku, selama ini membeli kolang-kaling dari pengepul di pasar induk Cibitung. Sementara dalam pembuatannya sendiri, kolang-kaling yang biasa diolahnya per 10 kg ini membutuhkan waktu sekitar dua hari hingga proses paking kemasan.

“Kebanyakan saya buat warna hijau, rasa pandan sebagai ciri khas dari produk saya. Tapi kalau pembeli pesan rasa lain saya usahakan. Daya tahan manisan ini apabila dibawah matahari bisa bertahan selama tujuh hari, suhu normal bisa sebulan, dan apabila di freezer bisa hingga enam bulan,” kata dia. (Sel)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini