Hebat, Mantan Pilot Ini Punya Ratusan Anak Asuh

Kapten pesawat Singapore Airlines yang satu ini, Budi Soehardi, mulai dikenal oleh banyak orang. Ia merupakan “malaikat” bagi orang-orang di Nusa Tenggara Timur (NTT), karena telah menjadikan ratusan anak di daerah tersebut anak asuhnya.

Tahun 2015 lalu, Budi memilih untuk pensiun dari dunia penerbangan. Ia mendedikasikan waktunya sepenuhnya untuk mengurus anak-anak asuhnya yang tergabung dalam Yayasan Kasih Roslin.

Kapten Budi mulai tergugah untuk membantu anak-anak di NTT setelah melihat tayangan di salah satu tv swasta nasional. Tayangan itu memperlihatkan kondisi para pengungsi Timor Leste yang menyedihkan. Setelah berdiskusi, ia dan istrinya memutuskan untuk membatalkan liburan keliling dunia dan berkunjung ke tempat pengungsian warga ex Timor Timor.

Awalnya, Budi beserta sang istri memberi bantuan berupa bahan makanan. Namun, setelah diperhatikan, berapa pun bantuan yang diberikan, selalu saja habis. Budi merasa hal seperti ini percuma. Pun, gagasan lain untuk membantu mereka dirasa kurang tepat.

Setelah memikirkan masak-masak, Budi memutuskan untuk membesarkan bayi-bayi yang terlantar. Ia memulai niatnya dengan membesarkan empat bayi. Bayi-bayi itu tak ada yang mau mengurus karena begitu kurus dan dipenuhi luka bernanah.

Sejak 1998, ia pun mulai menyisihkan gajinya sebagai pilot untuk membangun panti asuhan. Pada2002, Panti Asuhan Roslin berdiri. Dengan niat membantu meringankan beban mereka yang kesusahan, Budi bersama istrinya ingin anak-anak yang mereka besarkan menuntut ilmu setinggi-tingginya.

Saat ditanya alasan menolong anak-anak tersebut, Budi menjawabnya dengan kalimat yang sederhana.

“Menurut sepengetahuan kami, semakin banyak kita memberi, semakin banyak kita diperkaya. Alangkah beruntungnya kita berada pada pihak yang memberi dan bukan yang minta dibantu dalam pemenuhan kebutuhan kita,” tutur Budi seperti dikutip dari liputan6.com dalam simplesightseeing.blogspot.co.id.

Kini, ia menjadi ayah angkat bagi ratusan anak di Kabupaten Kupang, NTT. Setiap anak di panti asuhan tersebut, wajib bersekolah dan belajar ilmu bercocok tanam.

Pada tahun 2009, atas upaya tulusnya berbagi kebaikan pada sesama, ia dianugerahi penghargaan “The Real Heroes” dari CNN, kantor berita dari Amerika Serikat. Ia menjadi satu-satunya orang Indonesia yang mendapat penghargaan tersebut. (Adm)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini