Infobekasi.co.id – Titik terang sengketa antara warga Jatimulya dengan PT Adhi Karya selaku Kontraktor Proyek pembangunan Jalan dan Depo Light Rail Transit (LRT), mulai terbuka. Perusahaan itu sudah memakai konsultan untuk menangani masalah tersebut.
“Sudah ada konsultan yang memberi masukan kepada pemerintah dan kontraktor,” ujar Charles Mardianus, Lurah Jatimulya. Nantinya pihak konsultan menggambar detail, apakah ada perubahan di konstruksi Depo LRT atau model jembatan yang diubah,“Gambarnya belum bisa dipublikasikan,” ujar Kholik, dari seksi Pemerintahan Kelurahan Jatimulya, yang menjadi notulen rapat, Kamis (27/08/2020)
Sementara itu Irwanto, Ketua Karang Taruna Kelurahan Jatimulya mengatakan pihaknya masih tetapada solusi kalau jembatan dua dibongkar, PT Adhi Karya harus membuat jembatan baru yang menghubungkan RW 07 dan 08 serta kawasan Kalimalang dengan Kampung Jati.
Akibat sengketa ini, proyek pembangunan Depo LRT dipastikan molor, ini karena rencana melanjutkan konstruksi yang menggunakan lahan jembatan layang (overpass) di KM 18+300 Kelurahan Jatimulya, Tambun Selatan mendapat penolakan dari warga.
Sebelumnya PT Adhi Karya, yang diwakili Gozali dalam rapat pertama antara warga dan pihaknya tersebut menjelaskan, penutupan jembatan sekaligus pembangunan lanjutan Depo LRT akan terhenti karena ada usulan warga dan ini menjadi pertimbangan untuk disampaikan ke pimpinan PT Adhi Karya.
Sebelumnya rencana penutupan Jembatan Dua yang menghubungkan RW 07 dan 08 Kelurahan Jatimulya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, warga memasang spanduk penolakan.
Spanduk dipasang di atas jembatan penyeberangan (overpass) jalan Tol Jakarta-Cikampek. Spanduk berwarna kuning putih itu dibentangkan di sisi utara dan selatan. Isinya “Menolak penutupan akses jembatan (overpass) KM 18+300, sebelum relokasi jembatan baru di lokasi kami”. Di bagian warna putih berisi puluhan tanda tangan warga yang menolak.
Reporter: Saban