Infobekasi – Sebuah studi terbaru mengenai penggunaan obat tanpa resep atau Over-the-Counter (OTC) di kalangan masyarakat mengungkapkan pola konsumsi obat OTC yang meningkat dan potensi dampak kesehatannya. Hal ini menjadi perhatian dari Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PFI) Kota Kuala Kurun
Penelitian ini dilakukan oleh sejumlah ahli kesehatan dari beberapa universitas dan rumah sakit ternama. Mereka mempelajari perilaku penggunaan obat bebas, alasan di balik penggunaannya, serta konsekuensi kesehatan yang mungkin terjadi.
Dalam penelitian tersebut, ditemukan bahwa obat OTC seperti parasetamol, ibuprofen, antasida, dan obat batuk merupakan jenis yang paling sering dikonsumsi oleh masyarakat. Sebagian besar masyarakat menggunakan obat-obatan ini untuk meredakan gejala ringan seperti sakit kepala, nyeri otot, atau gangguan pencernaan tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan tenaga medis.
Studi ini juga mengungkap bahwa banyak orang yang tidak mengikuti aturan dosis yang dianjurkan dan cenderung mengabaikan efek samping yang dapat terjadi. Misalnya, penggunaan ibuprofen dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan pada lambung, dan konsumsi parasetamol yang berlebihan dapat berpotensi merusak hati. Selain itu, beberapa responden mengakui bahwa mereka menggabungkan beberapa obat OTC sekaligus tanpa memahami risiko interaksi antar obat yang dapat menimbulkan efek berbahaya.
Para peneliti menekankan bahwa meskipun obat OTC mudah diakses, penggunaannya harus tetap memperhatikan aturan dan dosis yang tepat. Mereka menyarankan agar masyarakat lebih memperhatikan label instruksi pada kemasan obat dan menghindari penggunaan yang berlebihan.
Bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit tertentu atau yang mengonsumsi obat resep, konsultasi dengan dokter sangat penting untuk menghindari komplikasi. Hal ini yang menjadi pafikotakualakurun.org terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat di sana.
Dari temuan ini, para ahli kesehatan berharap agar kampanye edukasi tentang penggunaan obat OTC yang benar dapat ditingkatkan di masyarakat. Pemerintah dan instansi terkait diimbau untuk memperkuat regulasi serta meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya penggunaan obat secara bijak demi mencegah dampak kesehatan yang tidak diinginkan.