Infobekasi.co.id – Setiap menyambut Hari Raya Idul Adha, muncul pertanyaan di kalangan sosial media: apakah benar Idul Adha adalah “lebaran-nya orang Madura”? Benarkah ini sekadar mitos, atau memang merupakan tradisi budaya kuat?. Berikut penjelasan lengkapnya yang dihimpun ifobekasi dari berbagai sumber:
Tradisi Toron: Fakta Budaya Madura
Toron, dalam bahasa Madura berarti turun atau turunan, merujuk pada tradisi mudik atau pulang ke kampung halaman menjelang Idul Adha . Basis istilah itu berasal dari turun ke kampung setelah lama merantau.
Budayawan seperti Abrari Alzael menyatakan, Toron menjadi ritual yang tak bisa dilepaskan dari orang Madura, terutama saat Idul Adha bersama dua momentum penting lainnya, yaitu Idul Fitri dan Maulid Nabi.
Toron Menjelang Idul Adha: Lebih Dari Sekadar Mudik
Toron bukan hanya soal mudik, tetapi untuk memperkuat silaturahmi, menghormati leluhur dengan berziarah ke makam (nyekar/nyalase), serta mempererat kohesi sosial antara keluarga dan tokoh masyarakat .
Antrian panjang kendaraan menuju Madura di Jembatan Suramadu beberapa hari sebelum Idul Adha menunjukkan fenomena mudik massal ini nyata terjadi .
Idul Adha: Lebaran bagi Madura, Mitos atau Realita?
Kata lebaran umumnya identik dengan Idul Fitri namun juga kerap dipakai untuk Idul Adha di beberapa daerah. Bagi orang Madura, mereka secara budaya merayakan Idul Adha layaknya Idul Fitri: dengan mudik, berkumpul, dan merayakan secara komunal .
Jadi, penyebutan Lebaran Haji di kalangan orang Madura bukan sekadar mitos: itu adalah realitas budaya mereka menjadikan Idul Adha sebagai momentum pulang kampung, solidaritas, dan perayaan bersama.
Jadi, benar bahwa Idul Adha menjadi lebaran tersendiri bagi orang Madura. Tradisi ini bukan mitos, melainkan manifestasi kuat dari budaya mereka: mudik (Toron), silaturahmi, penghormatan leluhur, dan semangat berbagi.
Deros / infobekasi
#LebaranOrangMadura #Infobekasi #IdulAdha
