Infobekasi.co.id – Di tengah gempuran camilan kekinian dan jajanan viral di media sosial, siapa sangka ada satu warisan kuliner Betawi masih bertahan dan setia hadir di tengah masyarakat, yakni kue dongkal. Kudapan tradisional ini mungkin sederhana dari tampilan, tapi kaya rasa dan sejarah.
Terbuat dari tepung beras halus yang ditaburi parutan kelapa dan disisipi gula aren, Kue Dongkal hadir dengan paduan rasa gurih, manis, dan aroma kelapa yang khas. Kue ini biasanya dikukus dalam cetakan kerucut, lalu diambil dengan cara dicongkel, atau dalam istilah Betawi, didongkal. Dari sinilah nama unik “dongkal” berasal.
Bentuknya memang sederhana, tapi cita rasanya mampu membawa nostalgia pada masa-masa hangat di rumah nenek atau suasana syukuran di kampung Betawi. Apalagi ketika potongan kue ini dibuka, lelehan gula aren mencair perlahan, menguar wangi legit yang memikat siapa pun di sekitarnya.
Menurut tradisi, konon, kue dongkal dulunya selalu hadir dalam berbagai acara hajatan Betawi, mulai dari pernikahan, khitanan, hingga syukuran rumah baru. Kini, meski mulai jarang ditemui, kue ini masih bisa ditemukan di sudut pasar tradisional, penjaja keliling, hingga event kuliner khas Nusantara.
“Kue ini memang nggak seramai jajanan kekinian, tapi selalu ada yang cari. Apalagi kalau musim hujan, makan kue dongkal anget ditemani teh pahit itu nikmatnya luar biasa,” tutur salah satu penjual Kue Dongkal di kawasan Bekasi, Selasa kemarin.
Dengan harga Rp10 ribu hingga Rp15 ribu per porsi, Kue Dongkal adalah pilihan jajanan tradisional yang bersahaja namun kaya makna. Tak sekadar camilan, tapi simbol kehangatan keluarga, kearifan lokal, dan identitas kuliner Betawi yang tak lekang oleh waktu.
Jadi, jika Anda menemukan Kue Dongkal di perjalanan atau pasar terdekat, jangan ragu untuk mencicipinya. Karena sekali gigit, bisa jadi Anda akan jatuh cinta dan terseret dalam kenangan manis masa kecil.
Reporter : Ikhsan
Editor: Dede Rosyadi
#KueDongkal #infobekasi
