Kisah Hidup Wasmo dan Keluarga Ngontrak di Rumah Hampir Tenggelam

infobekasi.co.id – Bayangkan hidup di rumah perlahan ditelan bumi. Itulah realita dihadapi Wasmo, pria berusia 45 tahun, seorang kuli bangunan di Bintara Jaya, Bekasi Barat. Rumah kontrakan itu kabarnya, dibangun pada tahun 1980 di atas lahan bekas persawahan, kini nyaris tenggelam. Untuk tempat tinggal yang rawan ini, Ia harus membayar sewa Rp250 ribu per bulan.

“Rp250 ribu sebulan,” ujar Wasmo, kepada wartawan, Minggu, 3 Agustus 2025.

Dulu, rumah setinggi tiga meter itu kini hanya menyisakan dua meter dari lantai ke plafon. Tanah yang lembek dan terus terkikis telah menelan sebagian pondasinya.

Belasan tahun Wasmo dan keluarganya tinggal di sana. Mereka menyaksikan perlahan namun pasti, rumah itu semakin tenggelam.

“Awalnya bagus, tapi lama-lama turun terus, sekarang pendek banget,” kenangnya.

Kehidupan Wasmo sebagai kuli bangunan tak mudah. Pendapatannya tak menentu, namun ia tak punya pilihan lain selain bertahan di rumah kontrakan yang setiap saat mengancam keselamatan keluarganya.

“Kadang ada kerjaan, kadang enggak. Mau gimana lagi,” ucapnya lirih.

Rumah yang terbagi dua itu kini dihuni dua keluarga. Wasmo, istrinya, dan dua anaknya tinggal di salah satu bagian, dengan lantai semen sederhana dan tiga ruangan sempit.

Ancaman terbesar datang saat musim hujan. Banjir kerap merendam rumah hingga sepinggang, bahkan pernah sampai setinggi leher orang dewasa pada tahun 2020.

Kisah Wasmo dan keluarganya menjadi potret perjuangan hidup di tengah kondisi lingkungan yang tak ideal. Di balik angka sewa Rp250 ribu, tersimpan cerita tentang ketangguhan dan harapan yang tetap menyala di tengah keterbatasan. Mereka adalah contoh nyata bagaimana sebagian warga Bekasi dan sekitarnya berjuang keras untuk bertahan hidup.

Reporter : Fahmi

Editor : Dede Rosyadi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini