TAMBUN – Nurbaiti (55), tak henti-hentinya menangis. Ia terus memanjatkan doa. Berharap agar Nadil Muhammad Dzakir (20), putra keduanya segera pulang ke pangkuannya.
Menurut keterangan pihak keluarga, Nadil, mahasiswa semester satu jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Indonesia, sudah sepekan tidak pulang-pulang. Padahal selama di rumah ia tidak pernah menunjukkan gelagat yang aneh. Hal inilah yang membuat Nurbaiti keheranan.
Nurbaiti mengatakan, bahwa putranya pada hari Minggu (10/1) mendadak pergi meninggalkan rumahnya yang terletak di Perumahan Bekasi Timur Permai Blok D-17, RT 04/ 02, Desa Setia Mekar, Kecamatan Tambun Selatan. Padahal, kata Nurbaiti, Nadil hanya berpamitan untuk sholat Ashar di sebuah masjid tak jauh dari kediaman mereka.
”Waktu itu dia hanya pamit sebentar untuk sholat. Gak bawa tas, gak bawa apa apa. Hanya baju di badan aja,” ucap Nurbaiti saat ditemui di rumahnya, kemarin (18/1).
Namun, ia mengakui jika dua bulan belakangan Nadil, yang kerap mendapatkan juara umum dan sejumlah prestasi olimpiade matematika itu, telah banyak berubah. Ia kerap terlihat murung dan pendiam.
Tidak hanya itu, Nadil juga sering menghabiskan waktunya hanya di kamar untuk membaca buku ilmu fisika dan kimia, serta berdiam diri untuk mengutak-atik komputer jinjingnya.
”Disini ia memang dikenal rajin beribadah. Jadi saat dia pergi sholat, gak aneh. Dia sering belajar dan buka-buka internet saja. Jarang keluar rumah,” jelasnya.
Nadil Muhammad Dzakir dikenal sebagai sosok yang cerdas. Sebelum masuk UI, pria berusia 20 tahun itu pernah kuliah di Surya University di daerah Scientia Garden, Summarecon, Serpong.
Di universitas yang didirikan fisikawan Yohannes Surya itu, Nadil mengambil jurusan bergengsi, Biotechnology Andneuroscience. Bahkan, di jurusan itu Nadil berhasil masuk tanpa bayar lantaran mendapatkan beasiswa 10 orang terbaik se-Indonesia.
”Tapi karena tak betah, Nadil hanya kuliah sampai semester empat. Lalu pindah ke Universitas Indonesia, Depok,” jelasnya.
Lebih jauh, ia mengakui jika kebiasaan berdiam diri Nadil tersebut memang membuat keluarga sedikit was-was. Apalagi Nurbaiti mengetahui bahwa banyak kelompok terlarang yang gemar merekrut anggota dari orang-orang yang pendiam.
”Yang saya tau, dia gak punya temen cewek (pacar). Kegiatannya, hanya belajar dan aktif ibadah keagamaan saja,” jelas Nurbaiti saat ditanya apakah kepergian putranya terkait asmara atau yang lain.
Karena itu, Nurbaiti sangat khawatir jika Nadil terlibat dalam kelompok radikal atau kelompok terlarang. Pasalnya, belakangan ini muncul berbagai berita orang hilang yang disinyalir ikut kelompok-kelompok tersebut.
”Ia memang aktif ikutan kegiatan keagamaan. Tapi saya sangat yakin juga dia tidak ikut kelompok-kelompok seperti itu. Sebab, di kamar Nadil tak ditemukan barang-barang mencurigakan. Sebagian besar buku-buku di kamarnya berkaitan dengan masalah kuliah. Tak ada soal buku-buku aliran keras,” jelasnya.
Lebih jauh. Tepat di hari kepergian Nadil, sambung Nurbaiti, anak kedua dari 3 bersaudara itu rupanya diketahui sempat membawa sebuah ATM BNI yang biasa dipakai untuk membayar biaya kuliahnya. Ia bahkan, sempat menarik sejumlah uang di Mall Summerecon Kota Bekasi
”Jadi ATM itu memang tabungannya dia. Terakhir saldonya hanya 140 ribu. Saya tau, karena kita periksa langsung ke Bank-nya. Karena takut ada apa-apa, bapaknya mentransfer uang lagi, 2 juta. Pada tanggal 12 Januari. Nah, uang 2 juta itu rupanya sudah di tarik semua sama Nadil. Dari data bank, ia diketahui tarik uang di Summerecon Bekasi,” jelasnya.
Dari sejumlah transaksi ATM itulah, sang bunda berprasangka kuat jika Nadil hingga kini masih hidup sehat walafiat. Karenanya, ia memohon agar Nadil mau untuk segera pulang kepangkuannya lagi.
”Nadil pulang ya. Mama kangen. Bapak kamu sampai tidak bisa kerja, untuk cari kamu Nadil,” kata Nurbaiti dengan air mata menetes.
Kini, kasus tersebut telah ditangani oleh Polsek Tambun. “Kita sudah lapor ke polsek, pada 12 Januari 2016, namun sampai saat ini belum ada hasil,” pungkasnya. (Tio)