BEKASI – Seorang ABG ditemukan tergeletak tak sadarkan diri di depan Gor Bekasi, Senin (08/02) dini hari. Beruntungnya, DN (14), anak kelas 2 SMP di Jakamulya, Bekasi, itu berhasil diselamatkan.
Kondisinya sudah semerawut. Rambut dan kaos polosnya sudah compang camping. Bahkan, celana pendek yang dikenakan saat ditemukan diketahui telah melorot.
Kanit Binmas Polsek Bekasi Selatan, AKP Erna, menjelaskan jika korban ditemukan pertama kali secara tak sengaja oleh sejumlah warga. Mereka lalu melapor, lantaran korban telah tergeletak tak sadarkan diri layaknya orang mati.
”Korban tergeletak, tepatnya di depan Gor Bekasi, pada saat selesai bubaran konser musik Underground pada Senin (08/02). Korban ditemukan sekitar pukul 02.00 WIB dini hari,” kata Erna kemarin.
Mendapati itu, warga langsung bergegas melapor ke polisi. ”Oleh anggota akhirnya dibawa ke Polsek Bekasi Selatan, karena kondisinya yang lemah,” jelasnya.
Setelah diberikan pertolongan pertama oleh sejumlah petugas, korban akhirnya berangsur-angsur membaik. Ia mengaku jika dirinya baru saja sadar setelah dipaksa menegak minuman keras oleh temen-temannya.
”Setelah sadar baru bisa diajak komunikasi dan diketahui identitas dan alamatnya,” jelasnya.
Di hadapan petugas, ia mengaku sengaja datang ke lokasi untuk menyaksikan konser musik keras. Ia pun datang setelah diajak oleh temen-temen pria yang dikenalnya melalui jejaring sosial.
”Rupanya, kedua orangtuanya sudah lama pisah, dan DN tinggal dengan ibunya yang bekerja sebagai kuli cuci,” ucap dia.
Nah melihat situasi itu, petugas langsung bergegas menghubungi orangtuanya. Korban pun tak banyak ingat, yang ia ingat hanya dirinya bersekolah di sebuah sekolah swasta yang tak jauh dari kediamannya.
”Kemudian kita kontak sekolah, hingga akhirnya kita hubungi ayahnya yang Bernama RU, yang merupakan guru Olah Raga di sekolah yang sama,” jelasnya.
Atas hal tersebut, petugas meminta orangtuanya untuk melakukan visum. Hal ini dirasa perlu, guna menghindari sesuatu yang buruk dikemudian hari. Apalagi, saat ditemukan kondisi korban sudah tak sadarkan diri.
”Ini perlu, karena korban diajak munum-minuman keras, tapi karena ketakutan ditinggal begitu aja. Apalagi sang korban adalah anak broken home yang rentan pergaulan bebas,” tambahnya.
Namun sayang. Saat dijemput orangtuanya, sang ayah enggan untuk melakukan visum. Mereka yakin, jika hal buruk mustahil menimpa sang korban.
Karena itu, petugas lalu memanggil sejumlah saksi saat dilakukan penyerahan korban kepada anaknya. Hal itu disaksikan orangtua, guru dan ketua RT setempat.
”Orangtuanya ga mau anaknya dilakukan visum, makanya kita adakan saksi. Jadi jika nanti ada apa-apa dikemudian hari, tidak ada yang disalahkan,” pungkasnya. (Tio)