BEKASI – Sejumlah mahasiswa dari forum solidaritas mahasiswa kesehatan dan demokrasi (FSMKD), pada Kamis (31/03) petang melakukan aksi demo di depan gerbang tol Bekasi Barat, terkait tingginya kasus demam berdarah yang mewabah di Kota Bekasi, Jawa Barat. Para demonstran menuntut pemerintah Bekasi, melalui Dinas kesehatan (Dinkes), untuk segera melakukan penanganan, dan menetapkan wabah DBD sebagai kejadian luar biasa, karena penderitanya telah mencapai angka ribuan kasus dan puluhan korban jiwa.
Dalam aksi ini, para mahasiswa melakukan aksi teatrikal tentang seorang pasien DBD yang sedang dirawat, terlantar, dan tergeletak di atas aspal jalan dengan selang yang masih tersambung pada botol infus. Selain itu, para mahasiswa juga melakukan pembagian serbuk obat ABT, serta lotion anti nyamuk, sebagai bentuk langkah nyata bahwa Bekasi telah mengalami darurat demam berdarah.
Hingga kini angka penderita demam berdarah telah mencapai 1.100 orang, dan puluhan orang diantaranya telah meninggal dunia.
Hasan, sebagai koordinator demo, menyatakan bahwa saat ini belum ada langkah konkrit dari pemerintah Kota Bekasi mengenai hal ini.
“Sampai saat ini belum ada langkah konkrit dari pemerintah Kota Bekasi. Bahkan dari segi pelayanan kesehatan selalu mengalami kendala, seperti selalu terbatasnya ruang perawatan di rumah sakit umum daerah. Selain itu, pusat pelayanan kesehatan masyarakat, atau puskesmas tidak memiliki ruang untuk perawatan,” jelas Hasan.
Akibat aksi ini, ruas Jalan Ahmad Yani ke arah pintu gerbang tol Bekasi Barat semakin mengalami kemacetan. (Tio)