BANTARGEBANG – Buku Adalah Jendela Dunia. Peribahasa itu nampaknya telah menjadi spirit tersendiri bagi Taman Baca Inovator Albert Einstein, dengan cita-citanya membangkitkan potensi anak dalam menemukan jalan sukses bagi masa depannya.
Menariknya, meski baru berusia dua bulan, taman baca berbentuk pendopo yang berdiri di area Yayasan Al-Muhajirin, Kelurahan Ciketing Udik, Bantargebang ini selalu didatangi puluhan anak yang haus ilmu setiap harinya. Aktivitas baca di sini pun bukan lagi menjadi aktivitas yang membosankan, namun justru menyenangkan.
Anak-anak, dengan candanya saling mencari buku favorit dan mulai membaca bersama. Aktivitas lainnya pun, seperti tebak gambar bisa dilakukan di Taman Baca Inovator Albert Einstein.
“Ada 30 hingga 40 anak yang berkunjung ke sini setiap harinya. Misi kita ialah membangun minat baca anak agar mereka setiap hari dapat dengan mudah ber-contact dengan buku, sehingga ada kebiasaan membaca yang dibawa sampai besar,” ujar Manager Taman Baca Inovator pusat, Yessi Chandra, saat ditemui infobekasi.co.id, Rabu (13/04).
Berbagai macam buku untuk anak dapat ditemui di Taman Baca Inovator ini. Mulai dari buku aktivitas, pelajaran, cerita, hingga buku hiburan, seperti komik dan bacaan umum yang kesemuanya berjumlah sekitar 400 buku, yang dibagi dalam enam kategori baca.
Ia pun menyatakan, bahwa di Taman Baca Albert Einstein kedepan ditargetkan minimal memiliki 1.000 buku nantinya. Dimana buku-buku tersebut didapat dari donasi, CSR perusahaan, maupun bantuan lainnya dari warga setempat.
“Meski buku dari donasi, namun kita harus tetap selektif memilih buku, tentunya. Jadi di pusat, sebelum kita salurkan buku untuk masing-masing taman baca, kita lakukan penyortiran dan penomoran. Jadi, nggak ada buku-buku yang nggak sesuai untuk anak di sini. Sejauh ini sih, anak-anak cenderung lebih suka membaca buku aktivitas, seperti buku interaktif,” paparnya.
Yessi menyebutkan, per bulan Mei 2016 nanti, akan ada 15 Taman Baca Inovator di Indonesia, yang seluruhnya akan dinamai sesuai dengan nama-nama inovator (penemu) dunia, seperti Albert Einstein, Alexander Graham Bell, Henry Dunant, Tomas Alva Eddison, serta Ishaac Newton.
“Kita namakan berdasarkan nama penemu. Seperti di sini misalnya, yang menggunakan nama Albert Einstein, karena kita berangkat dari semangat mereka. Bahwa anak-anak harus berinovasi, tekun, berani, dan tidak pantang menyerah. Itu yang harus menjadi budaya di taman baca ini,” terang Yessi.
Sejauh ini, lanjut Yessi, Taman Baca Inovator masih menyasar anak-anak usia SD, karena pada usia tersebutlah mereka masih dapat diarahkan untuk mencintai buku dan membangun minat baca. Dengan adanya absensi harian juga, Yessi dan rekan-rekannya dapat memantau grafik peningkatan minat baca anak.
“Tapi di sini bukan untuk sekedar membaca, kita juga ada program creativity day setiap minggunya, untuk menarik minat anak, dan supaya nggak bosen juga. Banyak jalanlah supaya mereka senang membaca,” jelasnya.
Yessi berharap, dengan adanya taman baca ini anak-anak dapat lebih inovatif dan mampu menjadi apa yang mereka inginkan.
“Selain itu, kita ingin membentuk moral anak Indonesia yang baik dari buku-buku bacaan kita,” katanya. (Sel)