Bocah 10 Tahun Menderita Gizi Buruk, Komisi Nasional Perlindungan Anak Kritik Kinerja Bupati Bekasi

Penderita gizi burukKABUPATEN BEKASI – Indrawan, bocah berusia 10 tahun penderita menderita gizi buruk dan polio, sampai saat ini belum ditangani medis secara serius. Hal ini membuat Komisi Nasional Perlindungan Anak turun tangan untuk membantu Indrawan, Selasa, (12/07).

Pembina Komnas Perlindungan Anak, Rostin Ilyas, mengkritik kinerja bupati Kabupaten Bekasi. Menurutnya, bupati seolah menutup mata terhadap penderita gizi buruk yang dialami Indrawan. Seharusnya beliau langsung turun tangan ke para penderita gizi buruk dan polio. Selain itu, dirinya juga mempertanyakan penggunaan dana desa yang semestinya ada pengalokasian untuk sisi kemanusiaan.

“Saya tahu kondisi Indrawan dari media, saya melihatnya miris karena kurang diperhatikan. Seharusnya bupati (red : melek mata) dan langsung turun ke lokasi, menengok dan memberi solusi. Lalu adanya dana desa juga difungsikan untuk kemanusiaan,” terangnya.

Dirinya menambahkan, untuk membantu Indrawan, tak sekedar dari sisi kesehatannya saja, melainkan juga dari kesejahteraannya.

Rostin berharap, agar Indrawan cepat sehat kembali dan ada uluran tangan untuk Indrawan dari segala pihak.

“Saya berharap kesejahteraan nenek Rahma juga dibantu, Saya juga akan membantu Indrawan. Perlu kerja sama dari segala pihak untuk menetaskan gizi buruk. Semoga Indrawan dapat sehat kembali,” katanya.

Indrawan dan keluarganya, yang tinggal di Kampung Katimaha, Desa Karangsetia, Karangbahagia, hidup serba pas-pasan. Ia hanya diasuh oleh nenek dan kakenya, karena ibunya telah meninggal dunia sejak ia berusia 2 tahun, dan ditinggal pergi oleh bapaknya.

Rahma (61), nenek dari Indrawan mengatakan, awalnya pada usia 9 bulan Indrawan terkena sakit panas dan pengecilan tulang belakang, hingga badannya membengkok. Hingga usianya yang ke-10 tahun, kini Indrawan masih menderita penyakit tersebut. Ia tidak dapat berkomunikasi secara verbal, hanya dapat melakukan kontak mata kepada lawan bicaranya.

Lanjut Rahma, kondisi ekonomi yang kurang, membuat asupan gizi Indrawan pun menjadi kurang. Oleh sebab itu, Indrawan jadi terkena gizi buruk.

Dengan kondisi yang seperti itu, Rhma mengaku bahwa bantuan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi baru sekali didapat, yaitu pada 2015 lalu, dan sampai saat ini, belum ada lagi bantuan dari pihak Pemda Kabupaten Bekasi.

Indrawan pernah dibawa sekali ke salah satu rumah sakit swasta di Daerah Tambelang.

“Cucu saya dari bayi sudah seperti ini kondisinya. Kami bisa makan untuk setiap hari aja udah syukur. Jadi asupan gizi Indrawan juga kurang, pas diperiksa di rumah sakit juga hasilnya kurang gizi. Dari pihak Pemda waktu itu pernah kemari sampe sekarang kaga kemari-mari lagi,” ujar Rahma. (M. Supyan Limpong)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini