CIBARUSAH – Untuk memberikan pengetahuan terhadap sejarah Bekasi, SMAN 1 Cibarusah menggelar acara bedah buku Sejarah Bekasi, dengan judul “Sejak Peradaban Buni Ampe Wayah Gini” karya Endra Kusnawan, Sabtu (27/08). Acara ini diinisiasi oleh Komunitas Cibarusah Center, dengan bekerja sama dengan Ikatan Alumni SMAN 1 Cibarusah dan SMAN 1 Cibarusah.
Ketua Umum Cibarusah Center, Ahmad Djaelani, mengatakan pelaksanaan acara bedah buku sejarah ini dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Bekasi ke-66, dan Hari Jadi Republik Indonesia ke-71. Adapun yang menjadi sasaran kegiatan difokuskan kepada generasi muda, khususnya pelajar.
“Saat ini informasi tentang sejarah Bekasi sangat minim, padahal Bekasi memiliki sejarah peradaban yang sangat panjang. Oleh sebab itu, kami merasa berkepentingan untuk menggelar acara ini,” ujar Ahmad Djaelani dalam sambutannya.
Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah SMAN 1 Cibarusah, Enjang Rachmat, menyambut positif acara bedah buku sejarah ini. Apalagi menurutnya, acara bedah buku tersebut merupakan acara pertama yang dilangsungkan di sekolahnya yang berkaitan tentang kesejarahan.
Menurut Enjang, pendidikan kesejarahan sangat penting bagi para pelajar. Lewat sejarah ini nantinya akan terbangun jati diri bangsa. “Bagaimana kita bisa mencintai Bekasi, jika kita tidak mengenalnya?” kata Enjang Rachmat.
Dalam pemaparannya, pembicara pertama sekaligus penulis buku, Endra Kusnawan, mengaku menghabiskan waktu selama empat tahun untuk melakukan penulisan buku tersebut. Buku tersebut banyak ditulis tentang sejarah Bekasi mulai dari zaman prasejarah hingga zaman reformasi.
Melalui bukunya, ia ingin mengatakan bahwa Bekasi itu punya sejarah. Banyak artefak dan peninggalan kuno ditemukan di Bekasi yang kini tersimpan di sejumlah museum. Wilayah Bekasi juga dikatakannya merupakan ibu kota dari Kerajaan Tarumanagara pada abad ke-4 sampai abad ke-7.
“Bekasi punya pahlawan nasional dan pernah jadi ibu kota kerajaan. Selain itu, Bekasi juga sudah menjadi kota industri sejak ratusan tahun lalu. Peristiwa perang kemerdekaan di Bekasi pun merupakan yang terlama sejak 1945 hingga 1949. Bekasi punya sejarah,” papar Endra.
Sementara itu, pemerhati sejarah Bekasi, Agah Handoko, mengatakan bahwa selama ini banyak sejarah tentang kampung-kampung dan peristiwa bersejarah di Bekasi yang keliru bertebaran di internet. Menurutnya hal tersebut sangat bahaya untuk ke depannya.
“Informasi sejarah yang salah itu bisa jadi benar 20 tahun yang akan datang, jika tidak ada pelurusan sejarah saat ini,” ujar Agah.
Sementara itu, pembicara ketiga yang hadir dalam acara ini adalah Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Bekasi, Mulyana Muhtar. Menurutnya, keberadaan sejarah sangat penting untuk diketahui oleh masyarakat, khususnya generasi muda. Selain itu, sejarah juga vital perannya dalam pembangunan daerah.
“Kalau tidak kenal sejarah, nantinya generasi muda kita akan jadi generasi yang linglung. Itu jangan sampai terjadi,” katanya.
Selama jalannya seminar, ratusan peserta dari pelajar SMAN 1 Cibarusah tampak antusias mengikuti kegiatan bedah buku sejarah ini hingga selesai pukul 12.00 WIB. Selain pelajar, acara ini juga dihadiri oleh sejumlah komunitas Bekasi dan forum mahasiswa.