DPP Amputasi Aspirasi Kader, Puluhan Pengurus Hanura Kota Bekasi Hengkang

Kader Hanura 1RAWALUMBU – Puluhan pengurus Partai Hanura Kota Bekasi resmi menyatakan dirinya hengkang dari partai besutan Wiranto itu. Pasalnya, pengunduran diri ini didasari karena krisis demokrasi dari DPP Hanura, yang tidak melihat perkembangan partai di Kota Bekasi.

Para loyalis Partai Hanura Kota Bekasi ini hampir keseluruhannya memiliki perolehan suara diatas seribu pemilih. Mereka merasa kecewa dengan mekanisme pemilihan ketua DPC Hanura Kota Bekasi, yang dihelat di Bandung beberapa waktu lalu. Mekanisme dalam pemilihan itu dianggap sudah keluar dari jalur AD ART dan PO yang selama ini menjadi asas pemilihan.

“Kami sebagai pengurus DPC Hanura Kota Bekasi, dengan segala hormat kami kepada Ketua Umum DPP Hanura, Bapak Wiranto, kami sebagai kader, sebagai anggota partai, dengan ini menyatakan, bahwa kami mengundurkan diri!” ungkap Hotma Juni Tua, wakil ketua bidang hukum DPC Partai Hanura Kota Bekasi, kepada awak media di kantor lama DPC Hanura Kota Bekasi, Jalan Pramuka, Rawalumbu, Minggu (04/09).

Sebanyak 20 orang pengurus yang menyatakan resmi mengundurkan dirinya dari Partai Hanura Kota Bekasi itu menunjukkan surat pernyataan yang ditandatangani di atas materai Rp 6.000. Hotma melanjutkan, bahwa surat pernyataan ini resmi secara yuridis, dan akan dikirimkan langsung ke DPP Hanura.

“Dua puluh pengurus Partai Hanura Kota Bekasi, kami menyatakan mengundurkan diri, dan ini sudah kami sampaikan ke DPP. Dua puluh orang yang mengundurkan diri ini adalah yang mendaur suara terbanyak, sehingga DPC Hanura Kota Bekasi memiliki empat kursi di DPRD Kota Bekasi saat ini,” terangnya.

Menurutnya, demokrasi yang dibangun partai saat ini sudah terkikis dan tidak bisa menjaring aspirasi yang didasari dari hati nurani. Hal itu ia pertegas dengan bukti saat pemilihan yang melalui penunjukan langsung.

“Kami kecewa sebagai kader, karena penunjukan ini tidak melalui mekanisme pada sistem yang ada, seperti AD/RT partai dan PO yang diabaikan. Kekecewaan kami ini bisa terlihat dari pemilihan rekomendasi ketua saat ini, yang jauh dari harapan bisa membesarkan Partai Hanura di Kota Bekasi kedepan,” kata Hotma.

“Katanya partai Hanura ini adalah partai Hati Nurani Rakyat, lalu kenapa pada proses pemilihan-pemilihan melalui penunjukan-penunjukan? Ini sistem yang merubuhkan demokrasi. Oleh karena itu kami meminta kepada Ketua Umum, Bapak Wiranto, untuk izinkan kami mengundurkan diri,” tambahnya.

Sementara itu, ditambahkan oleh Ketua Bapilu DPC Hanura Kota Bekasi, H. Muhammad Taufan, bahwa ia sangat mengetahui proses perjalanan Partai Hanura di Kota Bekasi. Menurutnya, pada masa kepemimpinan Winoto, Hanura Kota Bekasi merintis dari satu hingga memperoleh empat kursi di DPRD.

“Saya sangat mengetahui betul apa yang dirintis selama ini oleh Pak Winoto, membuahkan hasil dan menjadi salah satu kebanggan kami, bahwa empat kursi yang duduk di DPRD saat ini adalah hasil kerja keras dari beliau (Winoto) dan para pengurus DPC di sini,” kata Taufan.

Hal lain juga disampaikan oleh mantan Caleg Hanura dari Bekasi Utara, Johannes Hutasoit, bahwa dari hasil pendulangan suara pada 2014 di Bekasi Utara, menghasilkan satu anggota DPRD,

“Dari pendulangan suara itu, kami berhasil menitipkan satu anggota DPRD dari Bekasi Utara, yang merupakan perolehan suara yang kami kumpulkan. Artinya, bahwa kami telah berjuang untuk memajukan Hanura di Kota Bekasi,” jelasnya.

Kader Hanura 2Johannes menyebutkan, bahwa pemilihan ketua DPC Hanura saat ini sangat memprihatinkan. Menurutnya, DPP telah mengamputasi aspirasi perjuangan para pengurus dan keder Hanura di Kota Bekasi, sehingga menghasilakan ketua terpilih yang kompetensinya diragukan.

“Kami kader-kader Hanura Bekasi Utara sangat kecewa dengan cara-cara perlakuan DPP, yang kurang merespon aspirasi kami secara berulang, agar melakukan peninjauan ulang terhadap rekomendasi yang dikeluarkan, guna menelaah dan melihat kondisi yang sebenarnya, dimana sudah terbukti bahwa Hanura Kota Bekasi mendapatkan empat kursi di DPRD, dan ini sebuah kemajuan. Tentunya penilaian itu, secara rill dan objektif,” tuturnya.

Selain menyatakan sikap pengunduran diri, para kader dan pengurus DPC Hanura Kota Bekasi ini juga melakukan pembuangan atribut dan identitas kepartaiannya, sebagai bentuk keseriusan hengkang dari Hanura.

“Jujur saja, ada beberapa partai yang sudah menawarkan diri untuk membukakan pintu bagi kami untuk bergabung bersama mereka,” ujar Barito, wakil ketua Bapilu Hanura periode kepemimpinan Winoto.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini