Pascakebakaran, Wali Kota Bekasi Targetkan Pelayanan BPPT Normal dalam Seminggu

kebakaranBEKASI SELATAN – Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, menargetkan pelayanan pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Bekasi dapat normal dalam satu minggu kedepan. Hanya saja, untuk sementara akan dilakukan pemindahan lokasi pelayanan.

“Ya dua sampai tiga hari atau paling lama seminggulah. Karena membangun software-nya itu kan tidak mudah, ini kan habis semua,” ujar Pepen, sapaan akrab Rahmat Effendi.

Ia menyebutkan, material yang harus difokuskan dalam kerugian yang terjadi pada musibah kebakaran ini ialah sistem serta dokumen-dokumen yang tentunya dibutuhkan.

“Dokumen ini kan butuh proses administrasi yang lama. Sementara ini satu pintu proses perizinan di BPPT. Tentu ini menjadi pembelajaran, bukan hanya persoalan terbakar gedungnya, tapi ada pelayanan kepada masyarakat yang pasti akan terganggu. Ini kan persoalan bencana, persoalan luar biasa. Jadi kami akan melakukan langkah dengan memberikan informasi kepada muspida, jangan sampai persoalan pelayanan ini terganggu,” kata dia.

Lebih lanjut, Sekretaris Daerah, Rayendra Sukarmadji, mengatakan bahwa nantinya akan segera dirundingkan ke mana sementara pelayanan BPPT akan dialihkan.

“Kami belum tahu mau dipindahkan ke mana. Justru sebetulnya ini kan musibah yang tidak diharapkan oleh kita semua. Yang sekarang harus kami lihat adalah BPPT ini pelayanan. Mungkin besok kami harus sudah mengubah, tempatnya akan dicari. Pasti itu,” ujar Rayendra.

Ia menyebutkan, untuk tempat mungkin untuk sementara bisa geser ke ruang rapat, seperti Nonon Sontani yang diubah sementara untuk pelayanan. Menurutnya, untuk urusan tempat bukanlah hal yang sulit, namun yang jadi permasalahan ialah untuk perbaikan software.

“Karena tidak hanya tempat saja, otomatis dengan segala pelayanannya. Komputer dan segala sesuatunya ini yang memang menurut saya tidak satu hari akan terselesaikan. Tapi saya berjanji Pemkot akan menyiapkan minggu ini sudah harus ada tempat pelayanan kembali, gitu aja,” tuturnya.

Lanjut dia, yang paling parah dalam musibah ini adalah berkas. Dirinya merasa khawatir di dalam ruang arsip yang terbakar ini ada berkas dari masyarakat terbakar sehingga ini akan menjadi nol lagi.

“Nah ini yang akan repot nantinya. Ini yang harus kami pertimbangkan selesai dari sini,” kata Rayendra. (Sel)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini