BEKASI TIMUR – Komisi I dan II DPRD Kota Bekasi mendesak pihak Manajemen Grand Kamala Lagoon (GKL) untuk melakukan permohonan maaf secara terbuka di media massa terkait pembentakan yang dilakukan pihak sekuriti GKL kepada Wakil Wali Kota Bekasi, Ahmad Syaikhu, beberapa waktu lalu.
“Kami tadi mendesak pihak GKL untuk meminta maaf secara terbuka kepada warga Kota Bekasi yang tersinggung akibat tindakan pihak sekuriti GKL yang telah menghadang dan membentak wakil kepala daerah pada saat beliau sidak ke lokasi sesaat setelah kejadian,” ujar Ketua Komisi I, Ariyanto Hendrata, usai melakukan Rapat Dengar Pendapat bersama manajemen GKL, Senin (09/01).
Ia mengatakan, secara pribadi dirinya sangat tersinggung dengan kejadian dibentaknya pimpinan daerah Kota Bekasi tersebut.
“Bukan karena kami berasal dari partai yang sama, namun setelah saya tahu, teman-teman dewan dari fraksi yang lain pun mengakui punya rasa ketersinggungan yang sama dan sangat kecewa dengan kejadian tersebut,” katanya.
Apalagi, saat melakukan rapat tersebut, pihak GKL membantah telah melakukan aksi pembentakan. GKL berdalih bahwa perlakuan tersebut dikarenakan penerapan SOP yang salah dari oknum sekuriti.
“Mereka menjawab bahwa mereka merasa tidak melakukan itu. Dalam arti tidak mengusir. Namun karena situasi di lapangan yang membuat sekuritinya bikin SOP yang salah,” imbuh dia.
Lebih lanjut, Ketua Komisi II DPRD Kota Bekasi, Thamrin Usman, juga mengatakan hal yang sama. Menurutnya, meskipun pihak GKL merasa telah melakukan permohonan maaf secara personal kepada wakil wali kota Bekasi, namun hal tersebut dirasa belum cukup.
“Kami minta agar GKL bersedia minta maaf kepada wakil wali kota secara terbuka melalui media massa, karena apabila hanya secara personal pasti belum cukup. Kejadian pembentakan ini kan sudah tersebar di banyak media,” ujarnya.
Thamrin mengatakan, tanggapan pihak GKL saat didesak melakukan permohonan maaf mereka menyanggupi. Namun untuk persoalan kapan permohonan maaf itu akan dilakukan belum dapat dipastikan.n
“Mereka menyanggupi, tapi kapannya belum tau,” tutur Thamrin.
Namun, saat mencoba melakukan konfirmasi kepada pihak manajemen GKL, puluhan awak media diacuhkan oleh mereka dengan tidak mau menjawab satupun pertanyaan yang diberikan.
“Nggak ada, nggak ada,” kata pihak manajemen sambil berlalu.(Sel)