BEKASI UTARA – Ketua Gema Keadilan Kota Bekasi Afrinal D Dermawan khawatir isu radikalisme justru menciptakan perpecahan anak bangsa. Ia meminta semua pihak untuk bijak dalam menuding pihak lain sebagai kelompok radikal. Hal ini bisa menjadi pemicu konflik yang tidak penting.
Afrinal menghimbau lebih baik semua pihak untuk mecurahkan pikiran mencari solusi persoalan perut rakyat. Menyediakan lapangan kerja bagi putra-putri bangsa ketimbang ribut dalam persoalan yang abstrak. Yang nyata itu katanya persoalan jurang kemiskinan dengan yang kaya.
“Hari ini sering kita dengar tentang kata radikalisme yang seakan ditujukan pada kelompok komunitas yang taat menjalankan perintah agamanya,” kata Afrinal.
Ia berharap masyarakat jangan salah memahami arti radikalisme. Jangan sampai terbawa agenda seting kelompok yang dengan sengaja menghembuskan isu ini.
Jangan sampai radikaslisme dialamatkan pada orang yang hendak menjalankan perintah tuhannya, menunjukkan ketaatannya kepada sang pencipta dan memberikan pendidikan agama yang baik kepada putra-putrinya.
“Orang yang berusaha taat menjalankan ajaran agamanya dengan kesungguhan yang totalitas, mendidik anak anaknya menjadi anak yang sholeh shalihah dilabeli kata radikal, tidak Pancasilais, tidak menjaga kebhinekaan, tidak toleransi, memecah belah NKRI dan lain sebagainya,” katanya.
Afrinal mengatakan jika Islam agama paling toleran. Tidak perlu diragukan lagi jika ummat Islam yang taat menjalankan agamanya pasti Pancasilais. Umat Islam paling siap menjaga kebhinekaan dan mempertahankan NKRI.
Menurutnya pengopinian ini harus diluruskan, pemahaman yang benar harus sampaikan ke publik. Masyarakat harus paham dan bisa membedakan apa yang disebut dengan radikalisme tersebut.
Untuk itu ia berharap semua pihak mengedepankan dialog dan silaturrahim dalam hal menanggapi isu radikalisme ini. Apalagi isu radikalisme ini dikaitkan dengan agama tertentu. (coy)
