Calon Haji Bekasi Ambil Setoran Pelunasan Demi Mencukupi Kebutuhan

Infobekasi.co.id – Menyusul tidak diberangkatkannya Calon Jamaah Haji (Calhaj) Indonesia, termasuk Kabupaten Bekasi, sejumlah Calhaj di pinggiran kawasan industri ini mengambil uang setoran pelunasan karena kebutuhan ekonomi yang sekarang dirasakan sulit.

“Ada jamaah yang terpaksa mengambil setoran pelunasan karena butuh,” ujar Marudin, pegawai pada Seksi Perjalanan Haji dan Umroh (PHU) Kemenag Kabupaten Bekasi, sambil mengatakan banyak alasan yang mereka kemukakan dan memang masuk akal.

Seperti Calhaj asal Tambun Selatan, mengaku terpaksa mengambil setoran pelunasan sebesar Rp 10 juta karena usahanya menurun akibat pandemi Covid-19.

“Kontrakan saya ada enam pintu yang menjadi tumpuan hidup sehari-hari, tetapi sejak awal Maret 2020 lalu sudah kosong karena pengontraknya pergi,” ujar Nyai, sapaan Calhaj yang berencana berangkat bersama sang suami.

Mestinya kontrakan yang sebulan didapat Rp 4 juta lebih dapat menghidupi rumah tangganya, namun karena para penghuninya sudah pulang kampung karena tidak bekerja lagi di pabrik yang tidak jauh dari rumah Nyai, kini kosong.

Menurut Marudin, sampai saat ini baru tiga Calhaj yang mengambil setoran pelunasan, “Tidak mengambil semua karena kalau semua nantinya akan repot,” jelas Marudin.

Sementara itu, Sukardi, Kasie PHU padfa Kemenag Bekasi, pihaknya memfasilitasi mereka yang akan mengambil setoran, “Kalau mengambil semua, berarti melakukan pembatalan dan repot harus daftar ulang dan antrean dari awal lagi,” jelas Sukardi.

Karenanya dia mengharapkan kalau tidak butuh lebih baik dibiarkan, “Nanti kalau ada keuntungan dari pengelolaan setoran pelunasan akan dikembalikan ke jamaah,” jelasnya.

Saat diberitahu ada penundaan pemberangkatan calon jamaah haji (Calhaj) ke tanah suci, mereka mengaku kecewa dan pasrah. “Kami kecewa, tapi juga pasrah karena ini sudah kehendak Allah SWT,” ujar Arifin, 55, Calhaj asal Tambun Selatan, yang berencana tahun ini akan berangkat bersama sang istri. Menurut karyawan swasta ini, keputusan pemerintah meniadakan pemberangkatan haji sudah diperhitungkan.

Rasa kecewa, menurutnya karena dia sudah menunggu selama 9 tahun untuk dapat berangkat, pasrahnya karena ibadah haji adalah lebih banyak campur tangan Allah SWT.

“Kalau bukan panggilannya, mana mungkin hambanya dapat menunaikan ibadah haji,” jelas Arifin, yang berencana berangkat melalui Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Masjid Raya Jatimulya.

Reporter: Saban

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini