Infobekasi.co.id – Melintas pada malam hari di Underpass Bulak Kapal, seperti berkendara bukan di Bekasi, “Mirip di kota besar dan dari jauh pandangannya terang benderang karena lampunya meriah,” kata Muhammad Ikhsan pengendara asal Tambun Selatan.
Dia melintas sabtu malam (01/01), setelah sarana yang difungsikan untuk mengurai kemacetan di sekitar Bulak Kapal dibuka sebagai kado tahun baru untuk warga Kota Bekasi dan sekitarnya.
Melintasi Underpass Bulak Kapal memiliki struktur bore pile dengan panjang terowongan utama 690 meter, terdiri dari 2 lajur dengan lebar masing-masing lajur 3,5 meter. Underpass ini dilengkapi dengan frontage sepanjang 930 meter dengan lebar jalan 6 meter.
Namun sayang ornamen dinding Underpass, mulai dari Gigi Balang khas Bekasi, Puncak Rebung, tari topeng Bekasi dan Sopi-sopi Bambu Runcing, hanya berupa plat tempelan dan bukan ukiran yang diharapkan sebagai upaya dapat bertahan lama.
Visual itu sendiri memiliki arti luas dan bermakna seperti Gigi Balang Khas Bekasi yang memiliki makna bahwa hidup harus selalu jujur, ulet dan sabar, kemudian ornamen Puncak Rebung yang bermakna mengandung harapan harapan baik sebab bambu merupakan pohon yang tidak mudah Rubuh oleh tiupan angina kencang sekalipun.
Sedangkan Sopi-sopi Bambu Runcing Kota Bekasi yang terdapat bambu runcing berujung lima berdiri tegak mengandung dua makna : Melambangkan hubungan Vertikal Makhluk dengan Khaliknya yang mencerminkan Masyarakat Bekasi yang religius dan melambangkan semangat Patriotisme rakyat Bekasi dalam merebut dan mempertahkan Bangsa dan Negara.
Topeng Bekasi merupakan salah satu kesenian rumpun topeng yang merupakan satu seni tradisi yang menampilkan lawakan atau komedi yang biasanya menyangkut kisah kehidupan masyarakat kecil, di iringi dengan tarian-tarian dan alunan musik tradisional seperti gendang, rebab, gong dan kenongan. Desain Underpass ini menonjolkan Kesenian khas Bekasi.
Reporter: Saban Jr
