Infobekasi.co.id – Dinas Kesehatan Kota Bekasi melaporkan temuan Covid-19 subvarian Omicron XBB.1.16 atau Arcturus, sejauh ini masih belum terdeteksi. Meski, kabar terbaru, kasus Covid-19 di Kota Bekasi mengalami peningkatan.
“Untuk varian baru Covid-19 kami belum mengidentifikasi. Karena harus melalui pemeriksaan. Memang kelompoknya virus Covid-19,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawati saat dikonfirmasi Infobekasi.co.id, Jumat (05/05/2023).
Tanti mengimbau, kepada masyarakat agar tetap waspada terkait perkembangan Covid-19. Lantaran belum sepenuhnya wilayah Kota Bekasi bebas dari Pandemi Covid-19.
“Kalau ada keluhan pastikan segera ke fasilitas kesehatan yang ada, untuk dilakukan tes PCR atau Antigen ke setiap fasilitas kesehatan Pemerintah Kota Bekasi, Rumah Sakit maupun di Puskemas,” imbaunya.
Sementara, melihat Laporan Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Tranformasi Pemulihan Ekonomi (KPC-PEN) Kota Bekasi, data tanggal (02 Mei 2023), penyebaran Kasus Covid-19 di Kota Bekasi secara kumulatif 192.707 Kasus (Angka ini tercatat sejak tahun 2019 silam).
Kasus aktif sebanyak 191, angka kesembuhan sebanyak 191.306, dan angka kematian sebanyak 1.210 kasus.
Sekedar informasi, Covid-19 subvarian Omicron XBB.1.16 (Arcturus) terdeteksi sebanyak dua kasus di Indonesia.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, dua kasus tersebut ditemukan pada 23 dan 27 Maret 2023.
Dikutip dari laman Live Mint (13/4/2023), subvarian Arcturus adalah nama yang diberikan untuk subvarian Omicron baru, yakni XBB.1.16.
Subvarian ini pertama kali terdeteksi pada Januari 2023 dan mulai dipantau Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak 22 Maret 2023.
Subvarian ini memicu lonjakan kasus baru di sejumlah negara, termasuk India, Amerika Serikat, Singapura, dan Australia.
Subvarian Arcturus merupakan rekombinan dari dua turunan varian Omicron BA.2, yaitu BA.2.10.1 dan BA.2.75. Menurut sebuah studi di University of Tokyo, seperti dikutip Straits Times (13/4/2023), Arcturus hampir 1,2 kali lebih menular dari XBB.1.5.
Namun, virus corona ini dianggap tidak menimbulkan gejala lebih parah dari XBB.1.5.
Kontributor: Denny Arya
Editor : Deros D.Rosyadi