infobekasi.co.id – Ribuan manusia memadati halaman mesjid Attaqwa Bekasi, tepatnya di area Pondok Pesantren Attaqwa Putra Bekasi.
Warga Bekasi dan sekitarnya kumpul tumpah ruah menyemarakan acara tasyakur kemerdekaan RI yang dihadiri Da’i kondang, Ustad Abdul Somad (UAS).
Saat UAS mengumandangkan solawat, warga yang hadir beramai-ramai menyalakan lampu kamera handphone, bukti tanda mereka antusias mengumandangkan solawat kepada Nabi Muhammad SAW.
“Saya mau lihat yang hadir berapa banyak yang ikut bersolawat, coba nyalakan lampu kamera handphone-nya,” pinta UAS saat mengisi tausiah di atas panggung depan plaza Mesjid Attaqwa, Ujung Harapan, Bekasi, Sabtu 19/08/23) malam.
“Luar biasa jemaah yang hadir disini, lampu-lampunya menyala semua. Ini tandanya banyak yang ikut bershalawat,” imbuh Ustad asal Riau tersebut.
Dalam tausiahnya, UAS berpesan kepada jemaah, khusunya para santri agar menuntut ilmu sampai keluar negeri. Hijrah melalang buana mencari ilmu sebanyak-banyaknya. Saat nanti kembali ke kampung halaman agar bisa mengamalkan ilmu yang didapat.
“Seperti Almagfurlah Kyai Noer Ali. Ia menuntut ilmu sampai ke Makkah. Sekembalinya dari Makkah, ikut berjuang melawan penjajah dan setelah Indonesia merdeka dirinya membangun pondok pesantren, mengabdi untuk umat hingga akhir hayat,” tuturnya.
Tidak sampai disitu, UAS berpesan jangan mudah puas, apalagi merasa paling pintar. Sebab di luar sana masih banyak ilmu pengetahuan yang belum diketahui.
“Jangan seperti katak dalam tempurung. Merasa paling pintar, padahal di luar sana masih banyak ilmu yang musti kita pelajari,” pesan UAS di hadapan para santri pesantren Attaqwa dan masyakarat yang hadir.
Kata UAS, ilmu saja tidak cukup, Ia mengajurkan kepada seluruh masyarakat, khususnya para pelajar santri agar ikut organisasi. Dengan modal organisasi, masa depan generasi penerus bisa mejadi memimpin yang pandai organistaror, jia berkecimpung di dunia politik dan pemerintahan
“Ikut organisasi apapun, asal positif. Nantinya saat terjun ke masyarakat bisa dipakai dalam segala bidang, seperti contoh Kyai Noer Ali, seorang ulama, pejuang, pendidik dan paham soal politik pemerintahan,” pungkasnya.
(Deros D.Rosyadi)