Infobekasi.co.id – Sejumlah orangtua murid mengeluhkan sistem manajemen sekolah swasta berbasis internasional di Jalan Perjuangan, Kelurahan Marga Mulya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi. Keluhan mencuat terkait ketidaksesuaian kurikulum, fasilitas belajar, hingga dugaan pungutan biaya tambahan tanpa kejelasan.
Ashraf berusia 33 tahun, salah satu orangtua murid kelas 1 SD, memutuskan menarik anaknya dari sekolah tersebut setelah mendapati sistem belajar yang tidak sesuai. Ia mengaku keberatan lantaran anaknya digabungkan dalam satu kelas dengan siswa taman kanak-kanak (TK) berkebutuhan khusus.
“Kelasnya digabung dengan TK, dan TK-nya berkebutuhan khusus. Itu sangat tidak ideal,” ujarnya, Senin, 16 Juni 2025.
Ashraf pun meminta pihak sekolah segera memproses Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) agar tidak merugikan orangtua murid lainnya.
“Saya tidak mau buang waktu, segera proses NISN. Jangan sampai ada yang tertipu lagi,” tambahnya.
Keluhan serupa datang dari Silvia Legina, orangtua murid kelas K2. Ia menyebut pihak sekolah menjanjikan penerapan kurikulum Cambridge, namun dalam praktiknya sangat jauh dari harapan.
“Katanya pakai kurikulum Cambridge, ternyata bukan. Alasannya hanya ‘berbasis’ Cambridge. Materinya pun tidak sesuai,” ucap Silvia.
Menurutnya, pelajaran agama dan bahasa Inggris yang dijanjikan juga minim diberikan. Ia menilai pengajaran terlalu dominan menggunakan Bahasa Indonesia, tanpa ada hafalan Al-Qur’an sebagaimana biasanya di sekolah berbasis Islam.
“Agamanya juga kurang, tidak ada hafalan sama sekali. Bahasa Inggrisnya pun hampir tidak ada praktik,” tambahnya.
Silvia menduga sekolah tersebut belum mengantongi izin resmi dari Dinas Pendidikan Kota Bekasi. Ia juga menyoroti tenaga pengajar yang belum tersertifikasi sesuai kurikulum yang diiklankan.
Tak hanya itu, ia mempersoalkan pungutan tambahan yang dinilai tidak transparan dan tidak sesuai peruntukannya, seperti biaya pengambilan rapor sebesar Rp250 ribu, hingga activity fee mencapai Rp6,5 juta.
“Activity fee itu alasannya untuk kunjungan dokter, manasik haji, atau konseling dengan psikolog klinis. Tapi tidak pernah dilaksanakan. Paling-paling hanya TK A yang sempat dapat,” katanya.
Pantauan Infobekasi.co.id pada Senin pagi menunjukkan sekolah tersebut tampak sepi dan tidak beroperasi, tanpa pemberitahuan resmi mengenai penghentian kegiatan belajar mengajar (KBM).
Reporter : Fahmi
Editor : Dede R