Gagap merupakan gangguan bicara, dengan indikasi tersendatnya pengucapan kata-kata atau rangkaian kalimat. Kelainan ini dapat berupa kehilangan ide untuk mengeluarkan kata-kata, pengulangan beberapa suku kata, kesulitan mengeluarkan bunyi pada huruf-huruf tertentu, sampai dengan ketidakmampuan mengeluarkan kata-kata sama sekali.
Gagap memiliki beberapa fase. Fase pertama disebut dengan gagap perkembangan. Gagap ini terjadi pada usia 2-4 tahun. Kondisi yang seperti ini terbilang wajar, karena bisa dibilang merupakan fase anak untuk belajar berbicara. Hal ini terjadi karena adanya ketidaksinkronan emosi anak dengan pengaturan alat cakap saat berbicara. Gagap pada fase ini akan secara otomatis berhenti seiring dengan kelancaran anak dalam berkomunikasi. Fase kedua disebut dengan gagap sementara. Terjadi pada anak usia 5-8 tahun. Gagap pada fase ini terjadi karena faktor psikologis dari lingkungan, berupa kecemasan, kepanikan, dan ketakutan. Gagap sementara juga dapat sembuh dengan sendirinya. Fase yang terakhir adalah gagap menetap. Gagap ini terjadi pada usia 8 sampai dewasa. Penyebab utamanya lebih karena faktor psikologis. Seperti stres, kecemasan yang berlebihan, takut salah bicara, rendah diri, kurangnya percaya diri, dan faktor lainnya.
Penyebab gagap bisa dari faktor fisik maupun psikologis. Penyebab fisik yakni bisa karena keturunan, seperti gangguan pada syaraf bicara, alat bicara, atau keterbatasan lidah. Penyebab psikologis yakni ketegangan yang berasal dari reaksi seseorang terhadap lingkungannya.
Berdasarkan hasil penelitian, gagap lebih banyak disebabkan karena faktor psikologis dibandingkan dengan faktor fisiologis. Trauma pada masa kecil sangat diyakini sebagai penyebab utama seseorang menjadi gagap. Misalnya ketika seorang anak sering dibentak atau kerap kali melihat keduaorangtuanya bertengkar, ini akan memengaruhi anak, dan membuat anak jadi gagap. (Adm)
