Pada Kamis, 23 Juni 2016, Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah (BASIPDA) Kabupaten Bekasi menyelenggarakan kegiatan bertitel “Reading Contest” Kabupaten Bekasi Tahun 2016 bagi Siswa/Siswi SMP Sederajat. Menurut Nurhamidah, M.Pd., selaku ketua panitia kegiatan tersebut mengusung tema “Menumbuhkan Kegemaran Membaca dengan Mengambil Keteladanan dari Para Nabi dan Rasul dalam Upaya Meningkatkan Nilai Diri”.
Kegiatan tersebut sangat relevan dengan dua keadaan saat ini. Pertama, saat ini warga Muslim sedang menunaikan ibadah puasa pada bulan Ramadan. Semua umat Muslim mengetahui, bahwa bulan ini merupakan bulan turunnya Al Quran, Surah Al-Alaq, ayat 1-5 yang berisi perintah Allah SWT kepada manusia untuk membaca (iqra) dan menulis (qalam). Kedua, kondisi budaya baca di Indonesia saat ini sedang terpuruk. Walau secara langsung bangsa Indonesia tidak merasakan hal itu. Tidak seperti harga sembako. Padahal keterpurukan di semua sektor, pangkalnya adalah kekurangmelekan baca tulis bangsa ini.
BASIPDA Kabupaten Bekasi, yang saat ini dipimpin oleh seorang Kartini masa kini, Ny. Hj. Ida Farida, M.Si., melakukan beberapa inovasi dalam meningkatkan minat dan budaya baca. Salah satunya kegiatan tersebut.
Dalam kegiatan “Reading Contest”, BASIPDA tidak tanggung-tanggung juga menghadirkan penulis “Mengikat Makna”, Hernowo Hasim. Hal tersebut dilakukan untuk membekali para peserta sekaligus juga para guru pembimbing.
“Sungguh sangat bermanfaat kegiatan seperti ini. Bukan saja persoalan lombanya, tetapi juga ilmu yang dibagikan oleh Pak Hernowo sangat menggugah para guru dan siswa. Semoga kegiatan ini terus-menerus diselenggarakan oleh BASIPDA. Saya yakin hal ini akan menjadi akar yang kokoh untuk meningkatkan budaya literasi bangsa, khususnya di Kabupaten Bekasi,” kata salah seorang guru pembimbing, Martini Malik.
Kegiatan tersebut bertempat di SMPN 1 Cikarang Utara. Diikuti oleh 38 peserta yang berasal dari SMP negeri dan swasta. BASIPDA Kab. Bekasi mengisi Ramadan dengan kegiatan positif untuk ikut berpartisipasi dalam pembentukan karakter siswa.
Sebulan yang lalu telah terjadi tawuran yang mengakibatkan meninggalnya dua siswa SMP di Kab. Bekasi, dengan sikap dan cara yang smart inilah diluncurkan program “Reading Contest” yang diikuti dengan semangat yang membara dari siswa-siswa putih biru.
Dalam pidatonya, Hj. Ida Farida, M.Si mengungkapkan, bahwa kegiatan ini merupakan salah satu langkah dalam menyebarkan “virus” membaca. Mudah-mudahan siswa yang berhasil meraih juara dapat menularkannya kepada siswa yang lain. Kegiatan Reading Contest ini bagian dari sebuah tanggap langsung, cermat dan cerdas dari BASIPDA Kab. Bekasi dalam memberikan urun saran mendidik pelajar di Kab. Bekasi. Juga, mengisi Ramadan dengan kegiatan literasi untuk menjadikan Kab. Bekasi sebagai kabupaten literasi.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala SMPN 1 Cikarang Utara, Ahmad Yani, S.Pd., yang juga merupakan peserta workshop Penggerak Komunitas Literasi Sekolah Jawa Barat di Lembang, yang diselenggarakan oleh Disdik Provinsi Jawa Barat, awal Juni 2016. Beliau menyampaikan perlu adanya sinergi dari bebagai elemen sehingga gerakan literasi dapat berkembang dengan cepat dan baik.
Disdik Kab. Bekasi pun menyambut baik dan mendukung penuh atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Hal itu disampaikan oleh Kasi Kelembagaan SMP, Asep Permana, M.Pd., yang mewakili Kepala Dinas Pendidikan.
Mengikat Makna Ala Hernowo
Sebelumnya, pagi hari, para peserta dan guru pembimbing “Reading Contest” disuguhi siraman jiwa dari penulis buku Andaikan Buku itu Sepotong Pizza, karya Hernowo Hasim.
“Saya senang membaca karena saya dapat menikmati bacaan saya. Buku-buku yang saya baca saat saya mulai membaca adalah buku-buku dongeng. Kebiasaan membaca sejak kecil itu membantu saya ketika saya harus membaca buku-buku teks yang berat ketika saya meraih Ph.D.” Itu tulisan Yohanes Surya yang dibacakan oleh Hernowo di hadapan para peserta. Beliau ambil dari Bukuku Kakiku yang menghimpun tulisan para tokoh Indonesia yang sukses karena membaca.
Selain Yohanes Surya, yang merupakan ahli fisika dan perintis TOFI, ada juga Jonathan Parapak (ahli satelit dan pengembang Indosat), Melanie Budianta (ahli sastra UI), Mochtar Pabottingi (ahli politik LIPI), dan masih banyak lagi.
Bayangkan, dia bisa belajar (membaca) di mana pun, kapan pun, dan apa pun. Tak usah bergantung pada siapa-siapa. Dia, seperti Pak Yohanes Surya, asyik sendiri menikmati petualangan Wiinnetou, Tin Tin, Trio Sekawan, dll.
Judul Bukuku Kakiku menyiratkan, bahwa buku dapat membawa si pembaca ke mana-mana. Fisiknya memang tak bisa jauh bergerak, tetapi nonfisik (pikirannya) dapat menembus bumi dan langit. Luar biasa, orang yang mau dan mampu membaca!
“Setiap kali aku membuka sebuah buku, aku menguak sepetak langit. Dan, jika aku membaca sederetan kalimat baru, aku lebih banyak tahu dibandingkan sebelumnya. Dan segala yang kubaca membuat dunia dan diriku sendiri menjadi lebih besar dan luas,” kata Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup dalam Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken.
Membaca akan meningkatkan kualitas diri kita, pikiran kita, wawasan kita, dan juga kata-kata kita. Pokoknya dahsyat deh!
Apalagi jika anak-anak SMP itu mulai membiasakan diri membaca 15 menit saja setiap hari, maka ketika usianya 40 tahun, 60 tahun, dia akan jadi orang yang pikirannya sangat kaya. Membaca akan membuat anak-anak SMP itu bukan hanya akan tahan menghadapi perubahan. Mereka, bisa jadi, malah akan menjadi agen perubahan itu sendiri. InsyaAllah, bagi siapa pun tidak ada kata terlambat atau tertinggal. Orang yang gemar membaca secara otomatis akan menjadi self learning (pembelajar mandiri).
Hernowo berpesan, “Jangan sampai terlambat untuk memulai membiasakan kebaikan (membaca) karena nanti akan menyesal. Membiasakan kebaikan itu lebih cepat (lebih dini) lebih baik. Karena beratnya akan berubah dengan cepat pula, tak terasa!”
“Saya bisa mendata para “koki” (pengarang buku) yang bukunya saya baca. Ada Daniel Coyle, ada Rhenald Kasali, ada Haidar Bagir, ada Satria Dharma, ada J. Sumardianta, ada Puti, ada Aston Klein, dan lain-lain. Kok bisa? Karena saya lebih banyak membaca buku dan membiasakan membaca setiap hari–baik via dunia maya atau dunia nyata.”
“Dunia buku” itu kaya raya. Saya juga tak lupa apa yang saya baca karena saya–habis membaca–langsung “mengikat”-nya. Tadi membaca ngemil (membaca sedikit saja) dan menulis bebas atau mengikat makna saya demonstrasikan di hadapan para peserta.
Mengikat itu mudah, membiasakan mengikat (dan membaca) itu yang SUSAH!
Siapa pun–guru apa mapel apa pun–dapat mengikat makna. Saya juga dari teknik–ITB–tapi ternyata membaca-menulis (mengikat makna) dapat membantu karier saya. Tadi ada siswi yang bertanya kepada saya: “Apa yang harus saya lakukan jika tulisan saya terus-menerus ditolak penerbit?”
Saya hanya menjawab dua kata saja: “Terus berikhtiar!”
Jika kita “terus berikhtiar”, saya yakin Allah Swt akan membuatkan “jalan” bagi diri kita. Tuhan senang sekali jika hamba-Nya tak gampang menyerah. Hanya dengan berikhtiar, kualitas diri kita akan meningkat. Insya Allah.
Demikian, paparan siraman jiwa dari penulis cerdas dan bersahaja, Hernowo Hasim. Semoga beliau senantiasa sehat lahit dan batin serta panjang umur. Amin ya Rabbalalamin.
Cikarang Utara, 23 Juni 2016
(Tim Majalah Guneman, Rina Sugiarti dan Èsèp M. Zaini)