JAKARTA – Sebagai reaksi sindiran terhadap Bekasi yang kerap dijuluki planet lain karena lokasinya jauh dari ibukota, mereka yang terusik membuat komunitas bernama “Kedutaan Besar Bekasi” yang menelurkan berbagai karya kreatif, termasuk paspor khusus Bekasi.
“Idenya dimulai karena Bekasi di-bully, dibilang planet lain, negara lain, ya sudah bikin paspor saja sekalian,” ujar Fithor Faris di Popcon Asia 2016, Jakarta Convention Center.

Satu hal yang paling mencolok —bahkan, mungkin membuat orang yang melihatnya nyengir, adalah buku mungil berwarna hijau tua. Pada sampul buku tersebut ada tulisan “Paspor Kedutaan Besar Bekasi” lengkap dengan logo berupa golok dan untaian padi.
“Namanya agak provokatif ya? Ini idenya berawal saat dulu Bekasi sempat di-bully, lalu kami buat Kedubes Bekasi,” terang Founder Kedubes Bekasi, Fithor Faris.
Tentu saja Kedubes ini punya arti berbeda dengan Kedubes dalam arti sebenarnya. Begitu pula bagian logo yang dicetak di muka passport, bukanlah logo Kabupaten Bekasi dalam arti sebenarnya. Dengan harga 35rb, kamu dapat memiliki paspor ini. Semua merupakan karya kreatif buatan Fithor dan rekan-rekannya.
Selain soal paspor, Kedubes Bekasi juga mengeluarkan novel, kumpulan cerita pendek, stiker, buku komik, dan juga buku sejarah Bekasi yang menceritakan tentang peristiwa bersejarah yang terjadi di kota tersebut.
Fithor dan teman-temannya dari berbagai latar belakang menggagas komunitas yang diharapkan bisa menjadi wadah dari para kreator di Bekasi, mulai dari pencipta komik, musisi hingga pelukis.
Kegiatan kreatif di kota-kota seperti Bandung dan Yogyakarta sudah jadi hal lumrah, namun Fithor menilai itu tidak terjadi di kota tempatnya bernaung.
“Orang Bekasi yang kreatif perginya ke Jakarta,” katanya.
Ke depan, komunitas itu ingin menyediakan sarana untuk menggelar karya seni warga Bekasi. Sekarang, forum kreatif yang berpusat di Jatikramat, Bekasi itu memiliki anggota lebih kurang 30 orang, termasuk Fithor dan Khalid.
Saat ini Kedubes Bekasi telah menggelar ragam karya seni visual bertemakan sejarah dan Budaya Bekasi di Gedung Juang 45 Tambun yang sempat terbengkalai. Pelan-pelan, pengunjung pun datang. Hingga sekarang, bangunan tua itu sudah mulai diperhatikan lagi.
Ia juga mengungkapkan rasa senangnya terhadap pengunjung yang mengapresiasi dan mendukung karya mereka, terlebih di acara seperti inilah para kreator dapat menjelaskan maksud dari penamaan dan tujuan dibentuknya Kedubes Bekasi sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman, dan tentu saja dengan bonus banyaknya pengunjung yang membeli hasil karya mereka.
Layaknya sebuah kedubes, para kreator memiliki kantor dalam bentuk kedai santai yang bermarkas di Jalan Raya Jatikramat Nomor 2A, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi. Mari berkunjung dan berkolaborasi!