Bulu babi memang terlihat menakutkan karena tubuhnya yang berwarna hitam dan dikelilingi oleh duri-duri tajam. Tapi jangan salah, bulu babi ini bisa diolah menjadi makanan yang nikmat, dan untuk gizinya? Tentu ada. Bahkan di bulu babi ini banyak terkandung protein dan zinc.
Salmawati dan ibunya, Nira, yang merupakan warga Pantai Koguna, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, mengaku biasa mencari bulu babi dua minggu sekali, untuk dimasak sendiri. Dan ini sudah dilakukannya selama dua puluh tahun terakhir.
“Kami cari bulu babi untuk dimasak sendiri, bisa dua minggu sekali mencari bulu babi ini,” Salmawati kepada kompas.com
Nira mengatakan, menangkap bulu babi tidak akan terasa gatal jika tahu bagaimana caranya, namun jika terkena dengan bulu halusnya, maka akan terasa sangat sakit.
“Tidak gatal kalau tahu caranya, tapi kalau kena bulu halusnya rasanya ingin pingsan karena sakit,” kata Nira.
Cara yang dilakukan oleh mereka untuk mengambil bulu babi bukan dengan tangan kosong, melainkan dibantu dengan menggunakan alat sederhana, yakni berupa saringan alumunium untuk memasak.
“Habis itu diguncang-guncang biar bulu halusnya lepas,” ujar Nira.
Setelah bulu halus tersebut lepas dari bulu babi, maka bulu babi tersebut dibelah dengan menggunakan parang. Dagingnya dapat diambil dengan cara dikeruk, dan kemudian dibersihkan dari kotoran dan pasir.
Sebenarnya daging bulu babi dapat dimakan secara langsung, namun keluarga yang satu ini lebih senang memakannya dengan cara ditumis.
Harga bulu babi di pasar cukup mahal. Tiga bulu babi bisa dihargai Rp 10.000. Di Jepang, bulu babi ini bahkan bernilai sangat tinggi.
Salmawati biasa memakan bulu babi ini dengan kasuami, makanan khas Buton yang terbuat dari singkong parut. Rasa kasuami yang gurih dengan tekstur yang tulen, sangat cocok jika dimakan dengan bulu babi mentah yang memiliki tekstur lembut namun tidak halus, dan rasanya yang asin serta manis.
Jadi, berniat untuk berburu bulu babi? (Adm)