Forjas Gelar FGD Terkait Kontroversi Penertiban Bangunan Liar

Forjas kontroversi bangli Kota Bekasi


BEKASI TIMUR – Pro kontra terkait penertiban bangunan liar (bangli) di Kota Bekasi yang terus menuai polemik menjadi latar belakang Forum Jurnalis Bekasi (Forjas) menggelar Focus Group Discussion (FGD) terkait kontroversi penertiban bangli, Kamis (17/11). Hal ini dikatakan oleh Ketua Forjas, Bayu Samudera, saat memberi sambutan dalam agenda yang dilangsungkan di STIE Tribuana tersebut.

“Dengan diskusi ini kita mencoba untuk mencerdaskan masyarakat dalam memandang persoalan penertiban bangli ini dari semua sisi. Kita wadahi semua pihak, baik legislatif dan eksekutif untuk duduk bareng, mencari solusi untuk masyarakat supaya tidak ada satu pun yang merasa dirugikan,” kata Bayu.

Agenda FGD ini menghadirkan tujuh panelis, yaitu dari wali kota Bekasi yang diwakili oleh Staf Ahli bidang Hukum dan Politik, Titi Masrifahati, perwakilan anggota DPRD Kota Bekasi Fraksi Golkar, Dariyanto, perwakilan anggota DPRD Fraksi PDIP, Reynold Tambunan, Kepala Dinas Tata Kota Bekasi, Koswara, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja, Cecep Suherlan, serta akademisi dari STIE Tribuana, Suroyo, dan akademisi Unisma, Muhammad Fadhil.

Selain ketujuh panelis, agenda FGD ini juga turut dihadiri oleh perwakilan dari Perum. Jasa Tirta II, Ormas Pemuda Pancasila, mantan anggota DPRD Sardi Effendi, Mahasiswa dan masyarakat korban penggusuran.

“Saya ucapkan terima kasih kepada Forjas karena menggagas kegiatan ini sebagai sarana diskusi dan membuka wawasan serta mempertajam pengetahuan kita, terutama terkait pembahasan kali ini mengenai penertiban bangli,” ujar Kepala Dinas Tata Kota, Koswara.

Kegiatan ini, lanjut Koswara, akan mejadi bahan perbaikan bersama bagi pembangunan Kota Bekasi.

“Kalau bisa kedepan jangan lagi ada istilah kontroversi, tapi sinergi pembangunan bagi Kota Bekasi,” tuturnya.

Disisi lain, akademisi yang merupakan rektor dari STIE Tribuana, Suroyo, juga mengatakan bahwa membangun budaya dialog itu jauh lebih baik ketimbang diranah media maupun politis.

“Setiap yang memiliki kepentingan harus duduk bersama untuk solusi terbaik. Jangan sampai budaya dialog ini hilang hingga berakibat wali kota berlaku otoriter kepada masyarakatnya. Selamat pada Forjas yang mampu mengumpulkan dalam forum diskusi. Semoga ini bisa jadi bahan pencerahan,” ucap dia. (Sel)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini