BEKASI TIMUR – Praktik Kerja Lapangan (PKL) bagi siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu persyaratan penilaian di sekolah, mendapat tanggapan dari salah seorang pengamat pendidikan Kota Bekasi, Harun Alrasyid.
Kepada infobekasi.co.id, Jumat (03/02), Harun mengatakan PKL, menjadi salah satu mata pelajaran wajib bagi siswa SMK. Namun sayangnya, tempat untuk PKL terbatas.
“Kalau pun bersedia menerima, tidak semua perusahaan menyediakan anggaran yang memadai. Karena itu seringkali siswa harus mengeluarkan uang untuk biaya praktiknya,” kata Harun.
Mengenai hal tersebut, Harun menyatakan tidak semua siswa memiliki kemampuan keuangan yang sama. Karena itu, Pemerintah Daerah (Pemda) perlu memfasilitasi sekolah yang membutuhkan sarana untuk PKL.
“Kalau perlu Pemda setempat menyediakan atau memfasilitasi sarana bagi sekolah yang menyalurkan siswanya untuk magang,” ucap dia.
Sehingga dengan begitu, para siswa tidak perlu lagi mengeluarkan anggaran pribadi.
“Mereka adalah calon-calon generasi bangsa yang membutuhkan pengetahuan dan bimbingan, dan saya berharap hal ini bisa menjadi perhatian bagi semua pihak,” tutur Harun.
Sementara itu, salah seorang Wakil Kepala Sekolah Hubungan Industri SMK Al Muhadjirin 2 Bekasi, Sri Eliani, saat dikonfirmasi infobekasi.co.id, tidak membantah bahwa sejumlah siswa di sekolahnya kerap mengeluarkan sejumlah uang pribadi untuk kebutuhan PKL tersebut.
Meskipun nominalnya beragam, mulai dari Rp 5.000 ribu hingga Rp 10.000 ribu per siswa, hal ini dianggap cukup membebani para siswanya.
“Contoh kecil, bagi siswa jurusan Farmasi yang PKL, mereka harus merogoh kocek sendiri untuk membeli peralatan, seperti masker dan sebagainya. Seharusnya hal ini bisa difasilitasi, sehingga para siswa SMK yang PKL tidak terlalu mengeluarkan uang terlalu besar per bulannya,” ucap Sri. (Apl)