MEDANSATRIA – Menjadi salah satu sosok yang dijadikan inspirasi dalam menulis buku “Bekasi Rumah Kita”, Istri Ahmad Syaikhu, Lilik Wakhidah, mengakui bahwa suaminya memang kerap kali menganggap cara memimpin Kota Bekasi ialah sama halnya seperti memimpin rumah tangga.
Membangun menuju satu visi dan misi yang diinginkan, baik dalam kepemimpinan sebagai sosok wakil wali kota maupun dalam keluarga bukan dengan tempramental atau emosi yang berlebihan, namun dengan ketegasan, ketulusan, dan kelembutan seperti yang ditunjukan pada istri dan anak-anaknya.
“Beliau adalah pemimpin yang tidak banyak bicara namun banyak melakukan sesuatu. Ketika menghadapi masalah tidak langsung marah, tapi dengan zikir dan membaca Al Quran. Di keluarga, dari sejak pernikahan sampai sekarang belum pernah yang namanya marahin istri dan anak. Ketika ada anak yang ngambek, beliau kemukakan tapi dengan tutur bahasa yang sangat halus. Artinya tidak marah. Bahkan kepada istrinya yang namanya marah luar biasa itu belum pernah,” aku Lilik kepada infobekasi.co.id, Kamis (09/02).
Menurutnya pula, sosok Ahmad Syaikhu dalam rumah tangga adalah orang yang ringan tangan, tak segan membantu dalam pekerjaan rumah.
“Misalnya ketika saya memasak beliau tidak sungkan untuk ikut membantu mencuci piring. Alhamdulillah bapak orangnya romantis,” ucap dia.
Namun, dalam perjalanan kehidupan berumah tangga, diakuinya terkadang sempat ada gelombang, tinggal bagaimana setiap anggota keluarga dapat saling bekerja sama dalam memecahkan permasalahan tersebut. Sama halnya dengan karya “Bekasi Rumah Kita” yang juga dijelaskan bahwa ada gelombang dalam mewujudkan Kota Bekasi yang nyaman untuk ditinggali masyarakatnya.
“Karya ini seperti rumah, karena memang dalam perjalanan kehidupan kan ada suka ada duka. Ada pasang surut, problematika, dan lainnya, karena dalam rumah tidak hanya ada satu orang, tapi ada bapak, ibu, dan anak. Nah bagaimana ibu, bapak, dan anak ini, meskipun ada gejolak, bisa memecahkan masalah bersama dan mencari solusinya,” ujarnya.
Lanjut Lilik, begitu juga di Bekasi. Dimana ada beberapa agama, suku, budaya, dan karakter, namun bisa terus selaras dalam tujuan pembangunan yang sama.
“Dalam membangun Kota Bekasi, terutama dari pimpinannya, apabila tidak ada kekompakan, maka gejolaknya akan semakin tinggi. Maka untuk menuju rumah yang sakinah, mawadah, warohmah, dari mulai wali, wakil, staf, sampai SKPD, dan muspida ini harus punya visi yang sama, sehingga saat memutuskan masalah harus saling legowo untuk mencapai cita-cita rumah surgaku itu,” kata dia.
Sebagai istri dari seorang wakil wali Kota Bekasi, Lilik berharap, Ahmad Syaikhu dapat terus istiqomah dan tidak lekas menjadi sombong karena telah berhasil menelurkan karya.
“Mudah-mudahan dengan karya ini tidak jadi sombong tapi semakin merunduk. Semakin banyak menulis dan selain karya tulisan, ada amalan-amalan yang dia bisa lakukan untuk warga Bekasi,” tuturnya. (Sel)