Sejarah Berdirinya Tempat Sampah Raksasa di Bantargebang

Infobekasi.co.id – Tempat pembuangan akhir Bantargebang di Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi sempat menjadi perhatian aktor dunia. Adalah Leonardo DiCaprio. Dia sempat mengunggah foto gunungan sampah yang berdiri di tiga kelurahan itu di akun instagramnya.

Sementara itu, pemerintah DKI Jakarta pernah menyebut kapasitas TPA yang sekarang bernama TPST tersebut akan penuh pada 2021 atau tahun ini. Volume sampah di sana mencapai jutaan ton.

Mengutip buku “Konflik Sampah Kota”, karya Sejarawan Bekasi, Ali Anwar, TPA Bantargebang ada sejak tahun 1985. Lokasinya berada di Kelurahan Cikiwul, Sumurbatu, dan Ciketingudik.

Dulunya, lokasi ini merupakan galian-galian besar yang ada sejak 1978. Tanahnya diambil untuk proyek properti di Jakarta seperti Sunter Podomoro dan Kelapa Gading di Jakarta Utara.

Pemerintah DKI Jakarta, ketika itu dipimpin Gubernur Soeprapto membeli lahan itu dari dua pemiliknya, Kurnia seluas 100 hektar dan Zaelani Zein 15 hektar.

Tentunya keduanya senang dengan dibelinya lahan oleh Pemda DKI, selain mendapatkan uang hasil penjualan, mereka terbebas dari kewajiban melakukan reklamasi atau mengurug lagi kolam-kolam raksanya dengan dana besar.

Sebelum di lokasi ini, pilihan lain berada di Ujung Menteng, Jakarta Timur dan Medansatria, Kota Bekasi. Tapi, kedua lokasi telah padat penduduk.

“Rencana Pemda DKI Jakarta membebaskan tanah di Kelurahan Medansatria, Kecamatan Bekasi Barat untuk tempat pembuangan akhir sampah tidak dapat kami setujui, berhubung berdekatan dengan permukiman,” ujar Bupati Bekasi Sukomartono dalam suratnya ke BKSP Jabodetabek pada 20 Februari 1985.

TPA Bantargebang sekarang telah berusia 35 tahun. Setiap hari ada 7000 ton sampah dikirim ke sana. Sumbernya rumah tangga, perkantoran pemerintah maupun swasta, pasar, hotel, restoran, dan lainnya. Tumpukan sampah menjulang tinggi, diperkirakan mencapai 50 meter. (fiz/tco)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini