infobekasi.co.id – Kegiatan I’tikaf, yakni berdiam beribadah di masjid secara berjamaah ini telah dimulai oleh pendiri Yayasan Attaqwa dan sekaligus Pahlawan Nasional asal Bekasi, Almaghfurlah KH. Noer Ali, sejak usai masa peperangan.
Kala itu Kyai Noer Ali beri’tikaf sendiri di masjid Al-Baqiatussholihat, di samping lokasi rumah Almaghfurlah (di komplek Ponpes Attaqwa Putri).
Pada tahun 1977 i’tikaf dilaksanakan bersama masyarakat dan berpindah ke Masjid Jami’ Attaqwa. Lalu tahun 1980 kegiatan i’tikaf diwajibkan untuk santri kelas 6 (3 Madrasah Aliyah) sebagai syarat wajib kelulusan santri.
Pelaksanaan ibadah I’tikaf 10 akhir Ramadan diselenggarakan Dewan Kemakmuran Mesjid (DMA) Attaqwa ini juga upaya melestarikan sunnah telah dijalankan Rasulullah SAW.
Sekaligus sebagai wahana pembinaan iman dan taqwa bagi masyarakat untuk menggapai malam paling mulia atau Lailatul Qodar.
Peserta I’tikaf di Masjid Attaqwa dikhususkan bagi kaum pria, terdiri dari ratusan santri/pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum.
Kegiatan I’tikaf diisi dengan tadarus (mengaji) Al-Quran dan mengkaji maknanya dengan bimbingan guru tiap kelompok, qiyamullail (pembiasaan ibadah malam) berupa shalat tahajjud, tasbih, hajat dan taubat serta kajian/ceramah agama, yakni kultum tarawih, kultum subuh, kultum zuhur.
Kegiatan terprogram 10 hari tersebut diharapkan dapat membentuk insan kamil, tidak hanya bertambah usianya. Namun juga bertumbuh jiwa taqwa.
Sekedar informasi, I’tikaf adalah amalan yang mendekati wajib, lantaran nabi tidak pernah meninggalkan ibadah i’tikaf sampai akhir hayat.
Begitu juga Almaghfurlah KH. Noer Alie, kemudian diteruskan oleh putra- putrinya termasuk generasi saat ini, menjadikan i’tikaf sebagai sebuah sunnah yang lestari sebagai tradisi saat bulan Ramadan.
Berikut video suasana i’tikaf dilansir dari dokumentasi Ponpes Attaqwa Putra:
Sumber: Yayasan Attaqwa-PPA
Redaktur : Deros. D. Rosyadi
.){kind=link}