Infobekasi. co. id – Di Bekasi, hingga saat ini masih ada warga yang rutin urunan/iuran uang kematian untuk sohibul bait. Terutama bagi warga tinggal di perkampungan, mungkin di beberapa komplek perumahan hingga kavlingan juga masih ada yang menjalankan tradisi tersebut.
Orang Bekasi biasa nyebut iuran kematian atau Rukem alias rukun kematian. Kegiatannya ngumpulin duit dari penduduk di tiap RT ada bagian pembukuan pencatat oleh petugas Rukem, biar rapih dan terkordinir.
Saat ada warga yang meninggal, warga melayat ke rumah duka, bawa duit ditaruh ditoples atau kardus. Nominal duitnya sudah ditetapkan oleh pengurus RT saat rapat bersama warga.
Hal itu sangat membantu keluarga yang berduka. Sebab, sebagian warga yang bergaris Nadlatul Ulama dan sejenisnya bakal menggelar tahlilan, kulhu pada malam hari.
Bisa tiga hari, hingga tujuh hari. Ongkos yang ditanggung keluarga yang berduka lumayan besar. Mulai dari menyediakan jamuan ringan hingga konsumsi berat. Itu alasannya warga ngadain Rukem.
Dalam tradisi takziah, biasanya dilakukan beberapa hal seperti:
1. Mengucapkan belasungkawa
2. Membaca doa atau ayat-ayat suci untuk mendoakan arwah yang meninggal.
3. Memberikan bantuan atau sumbangan kepada keluarga yang berduka.
Tradisi takziah memiliki nilai-nilai positif, seperti:
1. Meningkatkan solidaritas dan kepedulian sosial.
2. Memberikan dukungan emosional kepada keluarga yang berduka.
3. Menghormati dan menghargai keluarga yang berduka.
Secara keseluruhan, tradisi takziah merupakan bagian penting dari budaya dan agama di sebagian masyarakat Indonesia, termasuk Bekasi.
Dede R / infobekasi. co. id
#Takziah #Rukem #infobekasi #Tradisi